www.Kioscasino.org

Minggu, 30 Juni 2019

Nikmatnya Gigitan Memek Anak SMA

Penuh Basah

Nikmatnya Gigitan Memek Anak SMA

Namaku Sumarno umurku sekarang 27 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU. Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja.

Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun.

Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu. Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami.

Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku.



Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala.

Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun. “..Mas, koq komputernya gak dimatiin sih..?” tanya Ayu sambil menggeser-geser mouse.

Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku banting lagi tubuhku yang masih setengah nyawa ke kasur busa yang ada dilantai. “..iya..semalem..abis ngerjain tugas..aku ketiduran, Yu..” kataku sambil bermalas-malasan dikasur

“..iya..udah sana mandi..! mana bau ih..udah sana..!” bentak Ayu sambil bercanda menirukan gaya Ibuku yang biasa membangunkanku dengan kata-kata itu. “..hoahhh..!!” aku menguap sambil menggeliat mengumpulkan nyawa. “..idih..baunya kemana-mana..udah sana mandi..mo mandi gak..hah?!” kata Ayu sambil merapat padaku dan memukul guling ke mukaku.. “..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh. “..udah..sana..mandi..sana!!” bentak Ayu sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil mengambil handuk dan pakaianku.

Hari itu hari sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada. Setelah itu aku kembali ke kamarku. “..Yu..Ibu sama Ayahku kemana..?” tanyaku pada Ayu “..lho..Mas..koq..gak tahu sih..?” Ayu balas bertanya “..nggak..ada apa..?” tanyaku lagi.. “..Ibu sama Ayah Mas..tadi pagi udah berangkat ke Bekasi..katanya mo lihat anaknya Mas Robi..” cerita Ayu. Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga adalak keponakanku yang umurnya baru 2 tahun sakit.

Ayah dan Ibuku menengok keponakanku yang adalah cucu mereka juga. “..Oh..” aku baru mengerti “..iya..nah tadi Ayah sama Ibu mas Yanto nitip rumah ke aku..” kata Ayu “..Oh..” sahut ku “..ah..oh..ah..oh..apanya sih..?!” hardik Ayu sambil bercanda. “..ah..nggak..” kataku sambil memperhatikan Ayu Wajah Ayu sepertinya biasa-biasa saja.

Hanya kulitnya yang putih mulus yang membuatnya terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek semakin membuat ia kelihatan tomboy. Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat daripada pelacur kelas kakap sekalipun.

Penuh Basah

Aku atur strategi bagaimana caranya supaya aku bisa menikmati tubuhnya. “..kenapa sih, Mas..?!” tanya Ayu yang membuat lamunanku buyar seketika “..akh..nggak..eh..Ayu udah sarapan belom..?” tanyaku mengalihkannya “..kenapa sih..mau Ayu buatin yah..?” kata Ayu “..aduh kamu tuh baik sekali sih..” kataku memujinya “..iya dong..siapa dulu dong..Ayu..” katanya membanggakan diri sambil meninggalkan kamarku Aku buka gambar-gambar porno di folderku. Aku pajang besar-besar untuk memancing Ayu supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya. Tak lama kemudian memanggilku.

“..mas udah tuh..” katanya. Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan gambar terdisplay besar-besar dimonitor. Perkiraanku benar saja. Ayu kembali ke kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat gambar-gambar porno itu karena ingin tahu reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku.

Tak ku sangka dan tak ku duga Ayu ternyata membolak-balik gambar-gambar yang ada difolderku sambil melihat gambar-gambar yang lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangiku entah bagaimana mimik mukanya.

Perlahan aku dekati dia berbicara. “..ehm..lagi ngapain, Yu..?” tanyaku “..ehm..nggak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Ayu nggak sengaja..maaf udah buka-buka foldernya Mas..” kata Ayu. Ku lihat mukanya merah dan berkeringat. “..ah..nggak pa-pa..koq..itu juga buat ngilangin stress aja..” kataku dengan ringan “..aduh..gimana..nih.maaf yah ..mas..” kata Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu kalau Ayu malu setengah mati. “..enggak..nggak pa-pa..koq..” kataku lagi Kali ini aku menuntun tangannya yang memegang mouse supaya lebih aktif lagi membuka gambar yang lain.



Aku rasakan keringat dingin yang membasahi tangan Ayu. “..rileks aja oke..” kataku sambil meniup tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk membangkitkan birahi wanita. “..emh..Mas..” sahut Ayu “..tuh lihat..ditunggingin gitu trus ditubles deh pantatnya..” kataku mengomentari gambar doggy style “..ih..masak sih..Mas..hiiy..jorok..ih..!” kata Ayu terkaget-kaget Tanganku membimbing tangannya yang memegang mouse untuk melihat gambar selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang berukuran besar dan panjang. “..kalo yg ini..serem..ah..” bisikku sambil terus meniup tengkuk lehernya.

“..ih..jijik..ih..udah ah, Mas..liat yang lain aja..” bisik Ayu Tanganku terus membimbing tangannya yang memegang mouse hingga gambar berikutnya. Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Ayu terbelalak. “..tuh..dijilatin..tuh..enak kali yah..?!” bisikku ditelinganya “..ih..apa nggak jijik tuh, Mas..?!” tanya Ayu terheran-heran “..nggak..enak..koq..liat aja tuh cowoknya ke enakkan gitu..” kataku “..ih..” Ayu masih terlihat jijik. “..kalo kamu mau..Mas mau tuh jilatin..” bisikku sambil menawarkan “..” Ayu diam saja “..gimana, Yu..kamu mau nggak..enak koq..” rayuku

Penuh Basah

“..engh..nggak..ah..” kata Ayu “..ih..enak..enak banget..koq, Yu..” rayuku lagi “..Mas..nggak jijik..?” tanya Ayu “..nggak sayang..malah..Mas yang keenakan..” rayuku lagi “..ih..eng..” Ayu masih jijik. “..oke deh..gimana kalo mulai dengan ini dulu..” kataku sambil mengulum bibirnya dalam-dalam. “..emh..” hanya itu suara yg aku dengar dari mulut Ayu. Aku yg berdiri dibelakang Ayu kali ini mengulum bibir Ayu dalam-dalam. Ciumanku aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil ku jilati tengkuk leher yang putih mulus itu. “.emh..Mas..ohh….” hanya itu suara dari mulut Ayu membalas seranganku.

Nikmatnya Gigitan Memek Anak SMA

Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih menghalangi aksiku. “..Ayu..bajunya, Mas..buka yah..?” bisikan rayuanku “..emh..” hanya itu suara yg keluar dari mulut Ayu.

Penuh Basah

Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau tidak. Perlahan-lahan aku tarik bajunya Ayu tak memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya. Aku tarik kancing BH-nya yg berukuran 32B. Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-nya. Kini tubuh Ayu sudah topless dan siap aku gempur bagian atasnya.

Perlahan-lahan aku papah Ayu ke kasur yang ada dilantai kamarku. Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi. “..Ayu..mau diterusin gak nih..” tanyaku. Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya kalau ia diperkosa. “..engh..mmhh..main atas aja yah..Mas..sshtt..” pintanya dalam keadaan horny Rupanya Ayu sudah beberapa kali main pas foto dengan teman-temannya dulu waktu disekolah. Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang beginian.

Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati buah dada yang bulat dengan putting susu berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas. Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan putting susu itu. tanganku menggerayangi buah pantatnya yg padat berisi.

Aku teruskan dengan membuka celana pendek yang dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia tidak mau menaikkan pinggulnya supaya celananya mudah diperosotkan. Sementara itu aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga kausku hingga aku hanya celana dalam saja.

“..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Ayu dalam desahannya. “..gimana..Mas..bisa ngejilatin itunya Ayu..?” tanyaku “..engh..jangan..mass..sshh..main atas aja..” pinta Ayu “..nggak koq..Yu..Mas Cuma mo liat ama jilatin itunya kamu aja..Mas nggak akan ngapa-apain deh..” rayuku Setelah itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya celananya bisa diperosotkan.

Penuh Basah

Aku ambil dua sekaligus celana dalam dan celana luarnya sehingga Ayu langsung telanjang bulat. WOW! Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan terpampang jelas didepan mata “..ih..mas..tapi mas..jangan yah..” pintanya supaya aku juga tidak telanjang “..lho..kenapa sayang..?” tanyaku “..engh..jangan..deh..” pintanya lagi sambil kedua tangannya mencoba menutupi bagian paling pribadinya “..kenapa..kamu takut..?” tanyaku “..engh..cukup deh..gini aja..Ayu takut, Mas..” katanya dibalik nafasnya yang menderu Aku tahu kalau Ayu masih perawan dan aku juga tak mau merusaknya. Hanya ingin memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk tubuh Ayu yang benar-benar indah itu.

Buah dada yang bulat dengan putting susu coklat kemerahan mengacung menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kencang. Paling utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-bulu halus.

Dibalik bulu halus itu terdapat bongkahan daging merah dengan celah yang sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah merekah. “..Ayu..punya kamu indah..banget..sayang..” kataku sambil mendekati vaginanya dan langsung mengulumnya..

“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Ayu melenguh dan mendesah penuh kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir vaginanya. “..gimana enak..kan sayang..?’ bisikku.

“..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan itulah yang keluar dari mulut Ayu. Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali lidahku menerobos celah sempit dibawah kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Ayu masih benar-benar perawan.

Sementara itu cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan. Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu.

Sambil mulutku bermain di liang vaginanya tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya kain penutup tubuhku yang menutupi batang penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil melepas celana dalamku.

Penuh Basah

Kini tubuhku dan tubuh Ayu sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali ini tinggal Ayu saja yang menentukan apakah boleh atau tidak batang penisku yang sudah panjang dan keras untuk menerobos liang vaginanya. Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.

“..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” begitu erangnya dan kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan mencapai orgasme. Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan kulumanku ke liang vagina Ayu hingga Ayu hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit kekecewaan diwajah Ayu.

“..Ayu..sayang..kamu mau..kan..?” tanyaku “..Mas..engh.. ayo dong..” begitu pinta Ayu ditengah-tengah desahan nafasnya yang tersengal “..iya..sayang..tapi kamu mau..nggak..?” tanyaku lagi “..iya deh..mas..Ayu mau apa aja yang Mas suruh..tapi..” aku melihat Ayu seperti mengiba padaku “..oke..deh..punya..Mas..boleh kan dimasukin..?” tanyaku “..iya..he..eh..egh..ayo..dong..” Ayu meminta padaku “..ayo..apa..ayo..apa..sayang..” tanyaku pura-pura “..Ayu mau yang tadi..” pinta Ayu “..yang tadi..yang mana..?” tanyaku pura-pura “..engh..” Ayu meminta dengan manja sambil menjambak rambutku dan mengarahkan pada liang vaginanya. “..yang ini sayang..emgh.” aku teruskan lagi jilatanku..

“..iyah…ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” begitu desah Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir orgasme lagi dan.. “..Ayu..mas..boleh yah..masukin..” tanyaku sambil batang tongkolku sudah menunggu dibibir vaginanya. “..emggh..” Ayu mendesah sambil matanya terpejam dan siap menerima batang tongkolku “..boleh..nggak sayang..emh..?” tanyaku sambil memainkan batang tongkolku dibibir vaginanya “…” Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat pinggulnya dan aku langsung siap mencobloskan batang penisku yang sudah keras dan panjang ini ke liang vaginanya.

Penuh Basah

Nikmatnya Gigitan Memek Anak SMA

Namun baru didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset begitu terus menerus hingga… “..augh..sshhtt..” Ayu merintih “..dikit..lagi.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku “..augh..pelan-pelan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya Aku dorong perlahan-lahan batang penisku hingga “..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” batang penisku berhasil amblas ke liang vagina Ayu Aku diamkan sesaat batang penisku didalam liang vagina Ayu.

Aku biarkan otot-otot vagina Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang penisku yang baru saja menerobos liang vaginanya. Batang penis yang selama ini belum pernah menerobos liang vagina Ayu kini merintih. “..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” aku lihat sedikit airmata dimata Ayu. “..iya..sayang..aku tahu..sebentar lagi enak koq..yah..” kataku sambil mengulum bibirnya Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku untuk memainkan batang penisku didalam liang vagina Ayu.

Ayu yang tadi merintih kesakitan kini kembali mendesah penuh kenikmatan.

“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan terjangan batang penisku “..ouh..Yu..kamu enaxx..banget..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya. Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat supaya batang penisku benar-benar pada posisi yang enak diliang vagina Ayu. Permainan ini terus berlangsung hingga dua puluh menit kemudian.

“..eugh..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Ayu mendesah-desah penuh kenikmatan sambil meracau “..massshhtt..augh..enaxxx..banget..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough ..” tangan Ayu memeluk punggungku erat-erat sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme. “..tenang..sayang..aku juga bentar lagi..koq..” kataku sambil mempercepat liukkan pinggulku dan akhirnya.. “..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Ayu mengerang panjang dan diakhiri dengan desahan-desahan lambat.

Aku rasakan otot-otot divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot batang penisku. Diperlakukan begitu, batang penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada yang keluar lalu tak lama kemudian.

“..Oooh..Ayuu..enaxx..” kataku sambil diikuti dengan semburan cairan kenikmatanku menembak dirahimnya. “CROT..CROT..CROTT..!” batang penisku menyemprotkan cairan sperma penuh kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan yang dahsyat dibatang penisku.

Setelah itu bibir kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang kami rasakan. Perlahan Ayu mengendorkan cengkeramannya dan kembali rileks. “..makasih banget yah, Yu..kamu mau begini sama aku..” kataku sambil membelai rambutnya “..he-eh..makasih juga yah, Mas..Ayu gak sia-sia kehilangan keperawanan kalo seenak ini..” kata Ayu yang membuatku kaget.

Penuh Basah

“..jadi kamu nggak nyesel..?” tanyaku “..nggak..eh..malah..Ayu jadi pengen dan pengen terus beginian sama..Mas..” sahutnya blak-blakan “..eh..bagus deh..” kataku sambil menariknya ke pangkuanku dan kami kembali berciuman. Lalu setelah cukup terangsang aku dan Ayu kembali bersenggama dengan berbagai posisi.

Hari itu tak kurang dari empat kali kami bersenggama dikamar hingga siangnya kami sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya setelah bangun dari tidur kami mandi berdua dan masih melakukannya dikamar mandi. Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih melakukannya jika ada kesempatan hingga setahun kemudian.

Ayu pindah ke suatu daerah untuk kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana kabarnya ia sekarang ini.

Bola57 | Agen Live Casino | Agen Bola Piala Dunia | Judi Bola | Slot Game | Bandar Sabung Ayam
HOT PROMOTION DARI BOLA57 !!
•NEW MEMBER DEPOSIT 10%
•Bonus Rollingan 1,2% Live Casino (SBOBET)
•Bonus Rollingan 1% Live Casino (WM Casino)
•Bonus Cashback Up To 10% Sportsbook
•Dan Masih Banyak Promo Bonus Lainnya Yang Bisa Anda Dapatkan Per Minggunya.
•Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS
•Minimal Deposit & Withdraw Rp 50.000,-

Contact Bola57 :
LINE : bola57
WECHAT : bola57
WHATSAPP : +85577514899



Link Daftar Klik Di Bawah ini
Share:

Sabtu, 29 Juni 2019

Sedapnya Memek Mantan Guruku Amelia

Penuh Basah

Sedapnya Memek Mantan Guruku Amelia

Kisahku yang selama ini tidak pernah aku tulis dan aku ceritakan pada siapa pun namun malam ini Cerita Sex ini rasanya sulit aku pendam terus menerus. Mungkin dengan cara ini rasa bersalahku akan sedikit bisa berkurang dengan kucerikan pada kalian semua dan kisah ini aku beri judul Cerita Bu Amelia dan begini kisahnya.

Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal di tempat mereka selama aku kuliah Setelah mendapat ijin orang tuaku akupun menerima tawaran baik mereka karena aku memang tidak punya kenalan di Yogya. Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka.

Aku sering melihat Bu Amelia melamun sepulang dia dari mengajar disekolah Bu Amelia juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini.



Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Amelia sekarang.Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Amelia selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka sehingga jika diperhatikan secara teliti orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan.

Dan selama penagamatanku Bu Amelia selalu memakai BH warna Hitam Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya Bahkan aku selalu memperhatikan gerak geriknya selama disekolah.

Waktu itu usianya 31 tahun dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani Sekarang diusianya yang ke 36 tdak terlihat kalau Bu Amelia telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP.

Malah menurutku ia terlihat lebih menawan terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 36 B yang lekukannya semakin terbentuk Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Amelia jika sedang bermasturbasi Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Amelia sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak.

Penuh Basah

Jerry yang pulang dan sedang bercinta dengan Bu Amelia Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar Dan bila sudah keluar.

kubersihkan dengan CD atau BH Bu Amelia yang akan dicuci besok Akhirnya muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Amelia yang pasti sangat keset dan terawat Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana saat itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan malam pertama yang akan kulalui bersama Bu Amelia Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.

Sore Ndra baru pulang Sapanya ramah dan tersenyum padaku Iya Bu baru aja Balasku sambil mengangguk Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas meja makan Kemudian ia masuk kamar untuk mandi Saat dia mandi kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan diminumnya.

Sekitar 45 menit kemudian Bu Amelia keluar dari kamar ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas terlihat olehku Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk menemaniku menonton TV di ruang tengah.

Ada berita apa Ndra Tanyanya sambil meminum susu Biasa Bu politik gak ada habis habisnya Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya Bapa ada nelepon gak Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas Belum Bu mungkin masih ngelonin istri. Baru Candaku Nakal ya Tegurnya sambil mencubit pinggangku Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya Sekitar 5 menit kemudian Bu Amelia mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.

Ndra ibu tidur duluan Gak tau kok ngantuk banget hari ini Pamitnya Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu Sahutku dengan tersenyum.

Kemudian Bu Amelia masuk kamar dan menutupnya Setelah 10 menit menunggu aku mulai beraksi kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil namanya tak ada jawaban Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras keras Bu Amelia tidak bereaksi di atas kasurnya Kulihat jam dinding 18:13 masih banyak.

Penuh Basah

waktu pikirku Aku naik keatas kasur lalu ku perhatikan wajahnya cantik sekali Kucium bibirnya dengan lembut lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya walau masih berpakaian lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.

Kuhirup puas puas wangi yang memabukkan itu sehingga mengakibatkan remasan remasan yang kulakukan kepayudara Bu Amelia menjadi kasar dan tak terkendali Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu.

Kemudian aku membuka semua pakaian yang menelekat ditubuhku dan menutup mataku dengan kain Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Amelia kemudian kuatur posisi tubuhnya Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar Lalu kubvka kain penutup mataku pemandangan yang erotis dan menantang langsung terlihat.



Dihadapanku Tubuh Bu Amelia yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang Kudekati tindih tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan pasrah itu Kucium bagian payudaranya yang tak tertutup BH lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu puting susunya kemudian memilin-milinnya.

Dengan napas yang makin memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum kusedot dan kugigit gigit putingnya sampai memerah Setelah itu.

Kulirik selangkangannya CD pink Bu Amelia tak mampu menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Amelia mulai sadar nanti.Kuraih kedua payudaranya kuremas remas dengan kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur rasanya nikmat sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang Vaginanya.

Penuh Basah

Batinku Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta Butir butir keringat makin mengalir deras kukulum bibir Bu Amelia sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah Kulihat tubuh Bu Amelia mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.

Sekitar 10 menit berlalu dan aku sudah lelah menahan kuputuskan untuk segera mengeluarkannya Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan.Rasa nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Amelia yang tergolek diam Kukocok Batang Penisku sambil memuntahkan cairan spermaku kewajahnya desahan desahan nikmat keluar dari mulutku Setelah selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Amelia yang hanya tertutup oleh CD saja.

Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium cium sebentar lalu kupasangkan lagi BHnya kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa digunakan Bu Amelia kesekolah.Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya Samar samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah aku berdecak kagum Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan payudaranya yang indah Aku duduk disampingnya saat Bu Amelia mulai membuka matanya Cahaya lampu.

Tampak menyilaukan matanya kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka Batang penisku perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu Jam berapa ini Ndra Tanyanya sambil mengucek mata. 10 lewat 5 jawabku Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya Huuaah masih malam toh lagi ngapain kamu Tegurnya sambil merentangkan tangan otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya.

Sedapnya Memek Mantan Guruku Amelia

Dan itu membuatku menjadi lupa diri Lagi liat ini Bu Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok Jangan kurang ajar kamu ya.Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya Tiba tiba aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya Tak sampai disitu kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku Kulanjutkan aktifitasku mencium dan melumat bibirnya Jangan Ndra Ini dosa Pinta Bu Amelia lirih.

Penuh Basah

Tapi aku terus menciuminya tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Amelia dan Bu Amelia menangkisnya dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk. sampai menyentuh payudara Bu Amelia yang masih terbunkus BH Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu Bu Amelia mendesah aku terus meremas, tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya Bu Amelia kembali mnedesah jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya dan terus melepas tali BHnya Berhasil Batinku Bu Amelia tersentak.

Kita tidak boleh melakukan ini Ndra sambil mendorongku kesamping Memang tidak boleh sih tapi. Aku kembali merangkul Bu Amelia kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya memuntirmuntir putingnya Bu Amelia pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan.

Aku mengangkat tubuh Bu Amelia dan membuka baju serta BHnya akupun demikian Bu Amelia tampak takjub melihat batang penisku Aku memulai kembali aksiku kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya Bu Amelia menggeliat apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi Kami berdua telah bermandikan keringat tangan Bu Amelia menjambak rambutku Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya Bu Denok tidak lagi menangkisnya.

Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya lalu jemariku menggesek gesek sekitar liang vagina Bu Amelia dan dia mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya untuk mendapatkan kenikmatan lebih Setelah beberapa lama ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka.Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya akupun demikian Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Amelia Payudaranya putih padat berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku kembali beraksi kali ini daerah sasaranku liang vaginanya Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas.

Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya.Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya Batang penisku dengan mulut vagina Bu Amelia saling beradu Ini menyebabkan batang penisku ingin dimasukkan ketempatnya Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki Bu Amelia.

Bu Amelia tersadar dan berkata Kita sudah terlalu jauh jangan teruskan Aku tidak lagi memperdulikan kata kata Bu Amelia karena hawa nafsuku sudah menuju puncak Aku kembali meraih Bu Amelia dan menciumi bibirnya kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya Bu Amelia tak bisa berbuat apa apa dan kembali larut dalam kenikmatan Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Amelia Aku mengambil posisi yang pas batang penisku mulai memasuki pintu kewanitaannya Seperti masih perawan. batang penisku sering melenceng memasuki liang vagina Bu Amelia aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang vaginaku keliang vagina Bu Amelia serta merta mendesah panjang dan badannya berguncang.

Gila keset amat kaya belum punya anak aja batinku Bu Amelia telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Amelia Aku.menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Amelia Makin lama makin cepat Bu Amelia mendesah sambil menyebut namaku Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggamanya.

Rupanya Bu Amelia telah mencapai orgasme aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Amelia. Inilah saatnya Batinku Akhirnya puncak kenikmatanku datang spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Amelia bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku ternyata Bu Amelia kembali orgasme.

Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Amelia sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur Pagi harinya Bu Amelia bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya Bu Amelia pun membuka pintu kamar mandi Kembali aku terkesima melihat Bu Amelia yang telanjang bulat dengan rambut yang basah Gairahku kembali memuncak aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Amelia.

Sedapnya Memek Mantan Guruku Amelia

Mandi dulu dong Pinta Bu Amelia manja Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair Bu Amelia turut membantu malah.dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak Rasa malu Bu Amelia telah hilang dia mengocok ngocok batang kejantananku dengan lembut Nikmat rasanya dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu Amelia karena belum saatnya Gantian aku yang menyabuni Bu Amelia mula mula kedua tangannya lalu kedua kakinya

Sampailah kedaerah yang vital aku berdiri dibelakang Bu Amelia terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku Terdengar Bu Amelia mendesah panjang Usapanku kebawah melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya.Kembali aku mengusapnya dengan lembut Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Amelia kali ini Bu Amelia merintih nikmat Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.

Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan Bu Amelia kemudian mencium bibirku aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat Tangan kami pun tidak tinggal diam aku menyentuh payudara Bu Amelia dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri Setelah beberapa lama Bu Amelia membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya.

Penuh Basah

Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggamanya Bu Amelia melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Amelia dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Amelia Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Amelia Ternayata ia belum mencapai klimaks untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Amelia sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan Akhirnya Bu Amelia mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku Bu Amelia terkulai nikmat aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua Aku dan Bu Amelia telah selesai mandi dan telah memakai pakaian masing masing.

Lain kali aku minta lagi ya sayang Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya Atur aja Desahnya manja. Kemudian Bu Amelia berangkat kerja dan aku pergi kuliah Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Amelia di tempat tidur.

Bola57 | Agen Live Casino | Agen Bola Piala Dunia | Judi Bola | Slot Game | Bandar Sabung Ayam
HOT PROMOTION DARI BOLA57 !!
•NEW MEMBER DEPOSIT 10%
•Bonus Rollingan 1,2% Live Casino (SBOBET)
•Bonus Rollingan 1% Live Casino (WM Casino)
•Bonus Cashback Up To 10% Sportsbook
•Dan Masih Banyak Promo Bonus Lainnya Yang Bisa Anda Dapatkan Per Minggunya.
•Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS
•Minimal Deposit & Withdraw Rp 50.000,-

Contact Bola57 :
LINE : bola57
WECHAT : bola57
WHATSAPP : +85577514899



Link Daftar Klik Di Bawah ini
Share:

Jumat, 28 Juni 2019

Ngentotin Istri Tetangga Di Malam Jumat

Penuh Basah

Ngentotin Istri Tetangga Di Malam Jumat

Kisahku ini terjadi saat aku sudah beristri dan sudah memiliki anak yg berumur 2 tahun usiaku saat itu 30 tahun. Kami baru pindah ke sebuah komplek perumahan di kota S yg masih sangat baru dan penghuninya pun belum begitu banyak. malahan di gang rumahku yg terdiri dari 13 rumah,baru 2 rumah yg di tempati yaitu rumahku dan rumah Hans.

Hans juga sudah beristri.. namanya Tiara.. tapi biasa dipanggil Rara. Mereka belum punya anak sekalipun sudah menikah lebih dari 2 tahun.

Rumah Hans hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Nah.. karena tdk ada tetangga yg lain.. kami jadi cepat sekali akrab.

Aku dan Hans jadi seperti sahabat lama.. kebetulan kami seumuran dan hobi kami sama.. catur.

Rara.. yg berumur 26 tahun.. juga sangat dekat dgn istriku.. Ana.

Mereka hampir tiap hari saling curhat tentang apa saja dan soal seks juga sering mereka perbincangkan.

Biasa mereka berbincang di teras depan rumahku kalau sore sambil Ana menyuapi Aria.. anak kami.

Mereka sama sekali tdk tahu kalau aku sering ‘menguping rumpian’ mereka dari kamarku.

Aku jadi banyak tahu tentang kehidupan seks Rara dan suaminya.

Intinya Rara ‘kurang happy’ soal urusan ranjang ini dgn Hans.



Bukannya Hans ada kelainan.. tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu.. sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois.

Begitu sudah ejakulasi ya sudah.. dia tdk peduli dgn istrinya lagi. Sehingga Rara sangat jarang mencapai kepuasan dgn Hans.

Sebaliknya istriku cerita ke Rara kalau dia sangat ‘happy’ dgn kehidupan seksnya.

Dan memang.. sekalipun aku bukan termasuk ‘pejantan tangguh’.. tapi aku hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istriku.

Penuh Basah

Mereka saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah.

Sering Rara secara terbuka menyatakan iri pada istriku dan hanya ditanggapi dgn tawa terkekeh-kekeh oleh Ana.

Wajah Rara cukup cantik.. sekalipun tdk secantik istriku memang.. tapi bodinya sungguh sempurna.. padat berisi.

Kulitnya yg putih juga sangat mulus. Dan dalam berpakaian Rara termasuk wanita ‘yg berani’ sekalipun masih dalam batas-batas kesopanan.

Sering aku secara tak sadar menelan ludah mengagumi tubuh Rara.. di luar tahu istriku tentu saja.

Sayg sekali tubuh yg demikian menggiurkan jarang mendapat siraman kepuasan seksual.. sering aku berpikiran kotor begitu.

Tapi semuanya masih bisa aku tangkal dgn akal sehatku.

Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Ana dan Aria tentu saja.. paginya pulang ke rumah orangtuanya di M.. karena hari Minggunya adik bungsunya menikah. Rencananya Sabtu pagi aku akan menyusul ke M.

Kesepian di rumah sendirian.. setelah mandi aku melangkahkan kaki ke rumah Hans.

Maksud hati ingin mengajak dia main catur.. seperti yg sering kami lakukan kalau tdk ada kegiatan.

Rumah Hans sepi-sepi saja. Aku hampir mengurungkan niatku untuk mengetuk pintu.. karena aku pikir mereka sedang pergi.

Tapi lamat-lamat aku dengar ada suara TV. Kuketuk pintu sambil memanggil.. “Hans.. Hans..!!” Beberapa saat kemudian terdengar bunyi gerendel dan pintu terbuka.

Splass..! Aku sempat termangu sepersekian detik.

Di depanku berdiri sesosok perempuan cantik tanpa make-up dgn rambut yg masih basah tergerai sebahu.

Dia mengenakan daster batik mini warna hijau tua dgn belahan dada rendah.. tanpa lengan yg memerlihatkan pundak dan lengan yg putih dan sangat mulus.

“Eh.. Mas Firman. Masuk Mas..” Sapaan ramah Rara menyadarkan aku bahwa yg membukakan pintu adalah Rara.

Sungguh aku belum pernah melihat Rara secantik ini. Biasanya rambutnya selalu diikat dgn ikat rambut.. tak pernah dibiarkan tergerai seperti ini.

“Nnng.. Hans mana Ra..?”

“Wah, Mas Hans luar kota Mas..”

“Tumben Ra dia tugas luar kota. Kapan pulang..?”

“Iya Mas.. kebetulan ada acara promosi di Y.. jadi dia harus ikut.. sampai Minggu baru pulang. Mas Firman ada perlu ama Mas Hans..?”

“Enggak kok.. cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih.. Ana ama Aria ke M..”

“Wah kalo cuman main catur ama Rara aja Mas..”

Sebetulnya saat itu aku sudah ingin menolak dan balik kanan pulang ke rumah.

Tapi entah bisikan darimana yg membuat aku berani mengatakan.. “Emang Rara bisa catur..?”

“Eit.. jangan menghina Mas.. biar Rara cewek, belum tentu kalah lho ama Mas..” kata Rara sambil tersenyum yg menambah manis wajahnya.

“Ya bolehlah.. aku pengin menjajal Rara..” kataku dgn nada agak nakal.

Lagi-lagi Rara tersenyum menjawab godaanku.

Dia membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan aku duduk di kursi tamu.

“Sebentar ya Mas.. Rara ambil minuman. Mas susun dulu caturnya..”

Rara melenggang ke ruang tengah. Aku semakin leluasa memperhatikannya dari belakang.

Kain daster yg longgar itu ternyata tak mampu menyembunyikan lekuk tubuh Rara yg begitu padat.

Goyangan kedua puncak pantatnya yg berisi tampak jelas ketika Rara melangkah.

Mataku terus melekat sampai Rara menghilang di pintu dapur.

Buru-buru aku ambil catur dari rak pajangan dan aku susun di atas meja tamu.

Pas ketika aku selesai menyusun biji catur.. Rara melangkah sambil membawa baki yg berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemaran aku dan Hans kalau lagi main catur.

Ketika Rara membungkuk meletakkan baki di meja.. mau tak mau belahan dada dasternya terbuka dan menyingkap dua bukit payudara yg putih dan sangat padat.

Serr.. Seketika darahku berdesir kencang.. ternyata Rara tdk memakai bra..!

Tampaknya Rara tak sadar kalau sudah ‘menraktir’ aku dgn pemandangan yg menggiurkan itu. Dgn wajar dia duduk di kursi sofa di seberang meja.

“Siapa jalan duluan Mas..?”

“Rara kan putih.. ya jalan duluan dong..” kataku sambil masih berdebar-debar.

Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Ternyata memang benar.. Rara cukup menguasai permaian ini.

Beberapakali langkah Rara membuat aku harus berpikir keras. Rara pun tampakya kerepotan dgn langkah-langkahku.

Beberapakali dia tampak memutar otak. Tanpa sadar kadang-kadang dia membungkuk di atas meja yg rendah itu dgn kedua tangannya bertumpu di pinggir meja.

Posisi ini tentu saja membuat belahan dasternya terbuka lebar.. dan kedua payudaranya yg aduhai itu menjadi santapan empuk kedua mataku.

Byarrr..!! Konsentrasiku mulai buyar.

Satu-duakali dalam posisi seperti itu Rara mengerling kepadaku dan memergoki aku sedang menikmati buah dadanya.

Entah memang dia begitu tenggelam dalam berpikir atau memang sengaja.. dia sama sekali tdk mencoba menutup dasternya dgn tangannya.. seperti layaknya reaksi seorang wanita dalam kondisi ini.

Aku semakin berani menjelajah sekitar wilayah dadanya dgn sapuan pandanganku.

Aku betul-betul terpesona.. sehingga permainan caturku jadi kacau dan dgn mudah ditaklukkan oleh Rara.

“Cckk.. cckk.. cckk.. Rara memang hebat.. aku ngaku kalah deh..”

“Ah dasar Mas aja yg ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas..” jawab Rara sambil tersenyum menggoda.

“Ayo main lagi.. Rara belum puas nih..” Ada sedikit nada genit di suara Rara.

Kami main lagi.. tapi kali ini aku mencoba lebih konsentrasi.

Penuh Basah

Permainan berjalan lebih seru.. sehingga suatu saat ketika sedang berpikir.. tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yg sudah ‘mati’ ke lantai.

Dgn mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur tersebut dari lantai dgn tangan kananku.

Rupa-rupanya Rara juga melakukan hal yg sama.. sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai.

Entah siapa yg memulainya.. tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing-masing.

Aku melihat ke arah Rara.. dia masih dalam posisi duduk membungkuk tapi matanya terpejam.

Jari-jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.

Aku menjulurkan kepalaku dan mencium dahi Rara dgn sangat mesra.

Dia sedikit terperanjat dgn ‘langkahku’ ini.. tapi hanya sepersekian detik saja.

Matanya masih memejam dan bibirnya yg padat sedikit terbuka dan melenguh pelan.. “Ooohhh..”

Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku kulum lembut bibir Rara dgn bibirku.. dia menyambutnya dgn mengulum balik bibirku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku.

Kami saling berciuman dgn posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja.

Kulumam bibir Rara ke bibirku beubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku.

Aku pun menyambutnya dgn permainan lidahku.

Merasa tdk nyaman dalam posisi ini.. dgn sangat terpaksa aku lepaskan ciuman Rara.

Aku lantas bangkit berdiri.. berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri Rara.

Belum sedetik aku duduk Rara sudah memeluk aku dan bibirnya yg kelihatan jadi lebih sensual kembali melumat kedua bibirku.

Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yg bisa dia lakukan.

Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini ‘hot’.. bahkan dgn istriku sekalipun.

Rasanya seumur hidup kami berciuman begini.. sampai akhirnya Rara agak mengendurkan ‘serangannya’.

Kesempatan itu aku gunakan untuk mengubah arah seranganku. Aku ciumi sisi kiri leher Rara yg putih jenjang merangsang itu.

Rintih kegelian yg keluar dari mulut Rara dan aroma sabun yg harum semakin memompa semangatku.

Ciumanku aku geser ke belakang telinga Rara.. sambil sesekali menggigit lembut cuping telinganya.

Rara semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan.

“Aaaahhhh.. aaaahhhhh..” Rintihan pelan yg keluar dari mulut Rara yg terbuka lebar seakan musik nan merdu di telingaku.

Lengan kananku kemudian aku rangkulkan ke leher Rara. Tangan kananku mulai menelusup di balik dasternya dan merayap pelan.. menuju puncak buah dada Rara yg sebelah kanan.

Wow.. payudara Rara.. yg sedari tadi aku nikmati dgn sapuan mataku.. ternyata sangat padat. Bentuknya sempurna.. ukurannya cukup besar karena tanganku tak mampu mengangkup seluruhnya.

Jari-jariku mulai menari di sekitar puting susu Rara yg sudah tegak menantang.

Dgn ibu jari dan telunjukku kupelintir lembut puting yg mungil itu.

Rara kembali menggelinjang kegelian.. namun tanpa reaksi penolakan sedikitpun.

Dia menolehkan wajahnya ke kiri.. dgn mata yg masih terpejam dia melumat bibirku.

Kami kembali berciuman dgn panasnya sambil tanganku terus bergerilya di payudara kanannya.

Reaksi kenikmatan Rara dia salurkan melalui ciuman yg semakin ganas dan sesekali gigitan lembut di bibirku.

Tangan kiriku aku gerakkan ke paha kiri Rara. Srengg.. Darahku semakin mengalir deras ketika aku rasakan kelembutan kulit paha mulus Rara.

Lambat namun pasti.. usapan tanganku aku arahkan semakin ke atas mendekati pangkal pahanya.

Ketika jariku mulai menyentuh celana dalam Rara di sekitar bukit kemaluannya.. aku menghentikan gerakanku.

Tangan kiriku aku kembali turunkan.. aku usap lembut pahanya mulai dari atas lutut.

Gerakan ini aku ulang beberapakali sambil tangan kananku masih memelintir puting kanan Rara dan mulut kami masih saling berpagutan.

Ngentotin Istri Tetangga Di Malam Jumat

Ciuman Rara semakin mengganas.. pertanda dia mengharapkan lebih dari gerakan tangan kiriku.

Aku pun mulai meraba bukit kemaluannya yg masih terbalut celana dalam itu.

Entah hanya perasaanku atau memang demikian.. aku rasakan denyut lembut dari alat kemaluan Rara.

Dgn jari tengah tangan kiriku.. kutekan pelan tepat di tengah bukit nan empuk itu. Jdudd..!

Denyutan itu semakin terasa. Aku juga rasakan kehangatan di sana.

“Aaahh.. Mas Firman.. aahhh.. iya.. iya..” Rara melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tangannya menyingkap daster mininya serta menurunkan celana dalamnya sampai ke lututnya.

Serta merta mataku bisa menatap leluasa kemaluan Rara.

Bukitnya menyembul indah.. bulu-bulunya cukup tebal sekalipun tdk panjang.. bergerombol hanya di bagian atas.

Di antara kedua gundukan daging mulus itu terlihat celah sempit yg kentara sekali berwarna merah kecoklatan.

Sedetik dua detik aku sempat terpana dgn pemandangan indah yg terhampar di depan mataku ini.

Kemudian jari-jari tangan kiriku mulai membelai semak-semak yg terasa sangat lembut itu.

Betul-betul lembut bulu-bulu Rara.. aku tak pernah mambaygkan ada bulu pubis selembut ini.. hampir selembut rambut bayi.

Rara mereaksi belaianku dgn menciumi leher dan telinga kananku. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuhku.

Tangan kananku daritadi tak berhenti meremas-remas buah dada Rara yg sangat berisi itu.

Jari-jariku mulai mengusap lembut bukit kemaluan Rara yg sangat halus dan lembut.

Perlahan aku sisipkan jari tengah kiriku di celah sempit itu. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir.

Jemari tanganku menyusup lebih dalam lagi.. sampai kutemukan klitoris Rara yg sangat mungil dgn ujung jariku.

Srett.. Dgn gerakan memutar lembut kuusap benda kecil yg nikmat itu.

“Ahhhh.. iya.. Mas.. Firman.. ahhhh.. ahhhh..” rintihnya akibat ‘ulah nakal’ jemariku di benda sensitif tubuhnya.

Jari tengahku aku tekan sedikit lebih kuat ke klitoris Rara.. sambil aku gosokkan naik-turun.

Rara meresponsnya dgn membuka lebar kedua pahanya.. namun gerakannya terhalang celana dalam yg masih bertengger di kedua lututnya.

Sejenak aku hentikan gosokan jariku.. aku gunakan tangan kiriku untuk menurunkan benda yg menghalangi gerakan Rara itu.

Rara membantu dgn mengangkat kaki kirinya.. sehingga celana dalamnya terlepas dari kaki kirinya.

Sekarang benda itu hanya menggantung di lutut kanan Rara dan gerakan Rara sudah tak terhalang lagi.

Dgn leluasa Rara membuka lebar kedua pahanya.

Penuh Basah

Dari sudut pandang yg sangat sempit aku masih bisa mengintip bibir kemaluan Rara yg begitu tebal merangsang.. hampir sama tebal dan sensualnya dgn bibir atas Rara yg masih menciumi leherku.

Jariku sekarang makin leluasa menjelajah seluruh kemaluan Rara yg sudah sangat licin berlendir.

Penuh perasaan kugosok-gosok klitoris Rara dgn lebih kuat.. sambil sesekali mengusap ujung liang kenikmatannya dan aku gesek ke atas ke arah klitorisnya.

Aku tau ini bagian yg sangat sensitif dari tubuh wanita.. tak terkecuali wanita molek yg di sampingku ini.

Rara menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh.. Mas.. Mas.. ahhhhh.. terus.. ahhhhh..” pintanya sambil merintih.

Intensitas gosokanku semakin aku tingkatkan. Aku mulai mengorek bagian luar lubang senggama Rara.

“Iya.. ahhh.. iya.. Mas.. Mas.. Mas Firman..” Rara sudah lupa apa yg harus dia lakukan.

Dia hanya tergolek bersandar di sofa yg empuk itu. Kepalanya terdongak ke belakang.. matanya tertutup rapat.

Mulutnya terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan.

Tangannya terkulai lemas di samping tubuhnya.. tak lagi memelukku.

Tangan kananku pun telah berhenti ‘bekerja..’ karena aku harus merangkul erat Rara agar dia tdk melorot ke bawah.

Daster Rara sudah terbuka sampai ke perutnya.. menyingkap kulit yg sangat putih mulus tak bercacat.

Sementara celana dalam Rara masih menggantung di lutut kanannya. Pahanya kini telah mengangkang maksimal.

Jariku masih menari-nari di seluruh bagian luar kemaluan perempuan cantik yg semakin aku pandang semakin indah ini.

Sengaja aku belum menyentuhi bagian dalam liang surganya tersebut.

Eksesnya.. Rara bereaksi kian ‘histeris’ .. sekarang kepalanya menggeleng-geleng kiri-kanan dgn liarnya.

Rambut basahnya yg sudah mulai kering tergerai acak-acakan.. malah menambah keayuan wajah Rara.

“Mas.. Mas.. ahhhhh.. enak.. ahhhh nggak tahaaann.. ahhhh..”

Hmm.. Rara sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahinya. Pikirku menganalisis.

Maka kemudian dgn lembut aku mulai tusukkan jari tengahku ke dalam lubang memekkunya yg kini telah sangat basah.

Kusorongkan sampai seluruh jariku tertelan liang nikmat Rara yg terasa cukup sempit menjepit jariku.

Slebb.. kutarik perlahan sambil sedikit aku bengkokkan ke atas.. sehingga ujung jariku menggesek lembut dinding atas memekku Rara.



Gerakan ini aku lakukan berulangkali.. masuk lurus keluar bengkok.. masuk lurus keluar bengkok.. begitu seterusnya.

Hingga.. tak sampai 10 kali gerakan ini.. tiba-tiba Tubuh Rara menjadi kaku..

Kedua tangannnya mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalanya semakin mendongak ke belakang. Mulutnya terbuka lebar.

Gerakanku aku percepat dan aku tekan lebih dalam lagi. “Aaahhhhh..” Rara melenguh dalam satu tarikan nafas yg panjang. Tubuhnya sedikit menggigil.

Aku bisa merasakan jari tanganku makin terjepit kontraksi otot memekku Rara.. dan bersamaan dgn itu.. Srrrr.. srrr.. srrr.. kurasakan kehangatan cairan yg menyiram jariku di lorong liang nikmatnya bersamaan dgn kedutan-kedutan dinding kemaluan perempuan cantik istri tetanggaku ini. Hehe.. Rara telah mencapai orgasmenya.

Namun demikian aku tdk menghentikan gerakan jariku.. hanya sedikit mengurangi kecepatannya.

Tubuh Rara masih menggigil dan menegang. Mulutnya terbuka tapi tak ada suara yg keluar sepatahpun.. hanya embusan nafas kuat dan pendek-pendek yg dia keluarkan lewat mulutnya.

Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat.

Selang beberapa saat kemudian tubuh Rara berangsur melemas.. aku pun memperlambat gerakan jariku sampai akhirnya dgn sangat perlahan kucabut dari liang kenikmatan Rara.

Kulihat mata Rara masih terpejam rapat.. bibirnya masih sedikit ternganga.

Dgn lembut dan pelan aku dekatkan bibirku ke mulut Rara. Kucium mesra bibirnya yg sangat sensual itu.

Rara pun menyambut dgn tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yg saling jatuh cinta.

Agak berbeda dgn ciuman yg menggelora seperti sebelumnya.

“Nikmat Ra..?” Dgn lembut aku berbisik di telinga Rara.

“Mas Firman.. ah.. Rara belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi.. sungguh Mas. Mas Firman sangat pinter.. Makasih Mas.. Ana sungguh beruntung punya suami Mas..”

“Aku yg beruntung Ra.. bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu..”

“Ah Mas Firman bisa aja.. Rara jadi malu..” ujarnya tersipu.

Seluruh kejadian tadi sekalipun terasa sangat lama.. tapi aku tahu sesungguhnya tak lebih dari 5 menit.

Oh.. ternyata Rara wanita yg cepat mencapai orgasme.. asal tahu bagaimana caranya.

Sungguh tolol dan egois Hans kalau sampai tdk bisa memuaskan istrinya ini. Pikirku dalam hati.

Rara kemudian sadar akan kondisinya saat itu.

Dasternya awut-awutan.. kemaluannya masih terbuka lebar dan celana dalamnya tersangkut di lututnya.

Dia segera duduk tegak.. menurunkan dasternya.. sehingga menutup pangkal pahanya.

Gerakan yg sia-sia sebetulnya.. karena aku sudah melihat segalanya. Akhirnya dia bangkit berdiri.

“Rara mau cuci dulu Mas..”

“Aku ikut dong RA.. ntar aku cuciin..” aku menggodanya.

“Ihhh Mas Firman genit..” Sambil berkata demikian dia menggamit tanganku dan menarikku ke kamarnya.

Aku tau ada kamar mandi kecil di sana.. sama persis seperti rumahku.

Penuh Basah

Sampai di kamar Rara aku berkata.. “Aku copot pakaianku dulu ya Ra.. biar nggak basah..”

Rara tdk berkata apa-apa.. tetapi mendekati aku dan membantu melepas kancing celanaku sementara aku melepaskan kaosku.

Aku lepaskan juga celanaku dan aku hanya memakai celana dalam saja.

Rara melirik ke arah celana dalamku.. atau lebih tepatnya ke arah benjolan berbentuk batang yg ada di balik celana dalamku.

Aku maju selangkah dan mengangkat ujung bawah daster Rara sampai ke atas dan Rara mengangkat kedua tangannya.. sehingga dasternya mudah terlepas.

Baru sekarang aku bisa melihat dgn jelas tubuh mulus Rara.

Sungguh tubuh wanita yg sempurna.. semuanya begitu indah dan proporsional.. jauh melampaui khayalanku sebelumnya.

Payudara yg dari tadi hanya aku intip dan raba sekarang terpampang dgn jelas di hadapanku. Bentuknya bundar kencang.. cukup besar.. tapi masih proporsional dgn ukuran tubuh Rara yg seksi itu.

Puting susunya sangat kecil bila dibanding ukuran bukit buah dadanya sendiri.

Warna putingnya coklat agak tua.. sungguh kontras dgn warna kulit Rara yg begitu putih.

Perut Rara sungguh kecil dan rata.. tak tampak sedikitpun timbunan lemak di sana.

Pinggulnya sungguh indah dan pantatnya sangat seksi.. padat dan sangat mulus.

Pahanya sangat mulus dan padat.. betisnya tdk terlampau besar dan pergelangan kakinya sangat kecil.

Rupa-rupa Rara sadar kalau aku sedang mengagumi tubuhnya.

Dgn agak malu-malu di berkata.. “Mas curang.. Rara udah telanjang tapi Mas belum buka celana dalamnya..”

Tanpa menunggu reaksiku.. Rara maju selangkah.. agak membungkuk dan memelorotkan celana dalamku.

Aku membantunya dgn melangkah keluar dari celanaku.

Tuink..!! Tongkat kejantananku yg sedari tadi sudah berdiri tegak langsung menyentak seperti mainan badut keluar dari kotaknya.

Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi.

Tak tahan aku hanya melihat tubuh molek Rara.. aku maju.. langsung kupeluk erat tubuh Rara.

Ughh.. Kurasakan nikmat ketika kulit tubuhku langsung bersentuhan dgn kulit halus tubuh Rara tanpa sehelai benangpun yg menghalangi.

“Kamu cantik dan seksi sekali Ra..”

“Ah Mas Firman ngeledek aja..”

“Bener kok Ra..” balasku tulus tapi modus.. hehe..

Sambil berkata demikian aku rangkul Rara lalu aku bimbing masuk ke kamar mandi.

Aku semprotkan sedikit air dgn shower ke kemauluan Rara yg masih berlendir itu.

Kemudian tangan kananku aku lumuri dgn sabun.. aku peluk Rara dari belakang dan aku sabuni seluruh kemaluan Rara dgn lembut.

Rupanya Rara suka dgn apa yg aku lakukan.. dia merapatkan punggungnya ke tubuhku.. sehingga kemaluanku menempel rapat ke pantatnya.

Dgn gerakan lambat dan teratur aku menggosok selangkangan Rara dgn sabun.

Rara mengimbanginya dgn menggerakkan pinggulnya seirama dgn gerakanku.

Gesekan tubuhku dgn kulit halus mulus Rara seakan membawaku ke puncak surga dunia.

Akhirnya selesai juga aku membantu Rara mencuci selangkangannya dan mengeringkan diri dgn handuk.

Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur.

Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan.

Aku raba seluruh permukaan tubuh mulus Rara.. betul-betul halus dan sempurna.

Rara pun beraksi mengelus batang kejantananku yg semakin menegang itu.

Aku ingin memberikan Rara kepuasan sebanyak mungkin malam ini.

Aku ingin Rara merasakan kenikmatan yg belum pernah dia rasakan sebelumnya dgn seorang pria.

Dan aku merasa sangat beruntung bisa melakukan itu.. karena dari cerita Rara ke Ana.. aku tahu tak ada pria lain yg pernah menyentuhnya kecuali Hans.. dan sekarang aku.

Tubuh telanjang Rara aku telentangkan.. kemudian aku melorot mendekati kakinya.

Aku mulai menciumi betisnya.. perlahan ke atas ke pahanya yg mulus.

Aku nikmati betul setiap inci kulit paha mulus dan halusnya dgn sapuan bibir dan lidahku.

Akhirnya mulutku mulai mendekati pangkal pahanya. “Ahhhhh Mas Firman.. ah.. jangan.. nanti Rara nggak tahan lagi.. ahh..”

Sekalipun mulutnya berkata ‘jangan’ namun Rara justru membuka kedua pahanya semakin lebar.. seakan menyambut baik serangan mulutku itu.

“Nikmati saja Ra.. aku akan memberikan apa yg tdk pernah diberikan Hans padamu..”

Aku meneruskan jilatan dan ciumanku ke daerah selangkangan Rara yg sudah menganga lebar.

Aku lihat jelas bibir memekkunya yg begitu tebal dan sensual. Perlahan aku katupkan kedua bibirku ke bibir bawah Rara.

Sambil ‘berciuman’ aku julurkan lidahku mengorek ujung liang senggama Rara yg merangsang dan wangi itu.

“Ahhhh.. Mas Firman.. aaaaahhh.. please.. please..” Begitu mudahnya kata-kata Rara berubah dari ‘jangan’ menjadi ‘please..’

Bibirku aku geser sedikit ke atas.. sehingga menyentuh klitorisnya yg berwarna pink itu. Perlahan aku julurkan lidahku dan aku menjilatinya berkali-kali.

Sekarang Rara bereaksi tepat seperti yg aku duga. Dia membuka selangkangannya semakin lebar dan menekuk lututnya serta mengangkat pantatnya.

Aku segera memegang pantatnya sambil meremas-remasnya. Lidahku semakin leluasa menari di klitoris Rara.

“Aaaaaahhhhhh.. enak Mas.. enak.. ahhhh.. iya.. ahhhh ahhhhh..” Hanya itu yg keluar dari mulut Rara menggambarkan apa yg sedang dia rasakan saat ini.

Aku semakin meningkatkan kegiatan mulutku.. aku katupkan kedua bibirku ke klitoris Rara yg begitu mungil..

Kusedot lambat-lambat benda sebesar kacang hijau itu dgn cerucupan keras.

“Maaaaasss.. nggak tahaaaan.. ahhhhh.. Maassss..”

Dari pengalamanku tadi memasturbasi Rara dgn jari.. aku tahu pertahanan Rara tinggal setipis kertas. Lalu aku ubah taktikku. Aku lepaskan tangan kananku dari pantat Rara.. kemudian jari tengahku kembali beraksi menggosok klitorisnya.

Lidahku aku julurkan mengorek seluruh lubang kenikmatan Rara sejauh yg aku bisa. Dan ternyata.. sungguh luar biasa respon Rara.

Tubuhnya menegang.. membuat pantat dan selangkangannya semakin terangkat.. kedua tangannya mencengkeram kain sprei.

“Aaaahhhhh.. maaaassss..” erangnya lepas.. bersama dorongan pinggulnya ke atas.. Srrr.. srrr.. srrrr..!

Bersamaan dgn erangan Rara aku rasakan ada cairan hangat dan agak asin yg keluar dari liang memekkunya dan langsung membasahi lidahku.

Kujulurkan lidahku semakin dalam dan semakin banyak cairan yg bisa aku rasakan.

Tiba-tiba Rara ‘memberontak..’ segera menarikku untuk mendekatinya. Tangan kananku dia pegang dan sentuhkan ke kemaluannya.

Sambil matanya masih terpejam.. dia memelukku dan langsung mencium bibirku yg masih berlepotan dgn lendir kenikmatannya.

Aku tahu apa yg dia mau. Kubiarkan bibir dan lidahnya menari di mulutku menyapu semua sisa lendir yg ada di sana.

Jari tanganku kembali kubenamkan ke liang memekkunya dan aku gerakkan masuk-keluar dgn cepat.

Penuh Basah

Tubuh Rara kembali menggigil.. memekkunya mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmenya barusan.

Kami masih berciuman sampai tubuh Rara mulai melemas. Perlahan kuangkat tangan kananku dari selangkangannya.. kupeluk dia dgn lembut. Bibirku perlahan aku lepaskan dari cengkeraman mulut Rara.

Tubuh Rara tergolek lemas.. seakan tanpa tulang. Matanya sedikit terbuka menatap mesra ke arahku.

Bibirnya sedikit menyungging senyum penuh kepuasan.

“Mas.. itu tadi luar biasa Mas.. Rara belum pernah digituin.. Mas Firman hebat.. makasih Mas.. Rara hutang banyak ama Mas Firman..” ujarnya dgn suara sedikit serak namun penuh kepuasan.

“Ra.. aku juga sangat senang kok bisa membuat Rara puas seperti itu..”

Sambil aku kecup lembut keningnya. Mata Rara berbinar penuh rasa terimakasih. Aku merasakan kenikmatan bathin yg luar biasa saat itu.

Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. Kemaluanku masih tegang berdiri.. tapi aku tdk hiraukan karena nanti pasti akan dapat giliran juga.

Selang beberapa saat Rara bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini kubiarkan dia membersihkan dirinya sendiri.

Aku tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yg baru kualami barusan tadi.

Tak berapa lama Rara sudah kembali dan dia langsung berbaring di sampingku.

Matanya menatap lekat ke kemaluanku seakan dia baru sadar ada benda itu di sana.

“Mas Firman pengin diapain..?” Rara bertanya manja.

“Terserah kamu Ra.. biasanya ama Hans gimana dong..?” Aku coba memancingnya.

“Biasa.. ya langsung dimasukin aja Mas. Rara jarang puas ama dia..” ungkapnya tanpa tedeng aling-aling lagi.

“Oh.. terus Rara penginnya gimana..?”

“Ya.. kayak ama Mas Firman tadi.. Rara puas banget.. Rara pengin cium punya Mas Firman boleh nggak..?”

“Emang Rara belum pernah..?”

“Belum Mas..” agak jengah dia menjawab.. “Mas Hans nggak pernah mau..”

“Ya silakan kalau Rara mau..” ujarku lagi.

Tanpa menunggu komando Rara segera merangkak mengarahkan kepalanya mendekati selangkanganku.

Dia pegang batang kemaluanku.. dia mengamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok. Sangat kaku dan canggung memang kurasa.

“Ayo Ra.. aku nggak apa-apa kok. Kalau Rara suka.. lakuin apa yg Rara mau..”

Dgn penuh keraguan Rara mendekatkan mulutnya ke kepala kemaluanku. Pelan-pelan dia buka bibirnya dan memasukkan helm kemaluanku ke dalam mulutnya.

Hanya sampai sebatas leher kemudian dia sedot perlahan.

Dia tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan. Tentu saja aku tdk bisa merasakan sensasi yg seharusnya.

Rupanya dia benar-benar belum pernah melakukan oral ke penis lelaki.

Maka dgn lembut aku pegang tangan kiri Rara. Aku genggam jemarinya yg lentik dan aku tarik mendekat ke mulutku.

Aku pegang telunjuknya kemudian aku masukkan ke dalam mulutku.

Aku gerakkan masuk-keluar dgn lambat.. sambil sesekali aku jilat dgn lidahku saat jari lentiknya masih dalam mulutku.

Rara segera paham bahwa aku sedang ‘memberi bimbingan’ bagaimana seharusnya yg dia lakukan. Tanpa ragu dia mempraktikkan apa yg taku kulakukan pada jarinya.

Batang kemaluanku dimasukkan ke dalam mulutnya.. kemudian kepalanya diangguk-anggukkan.. sehingga senjataku tergesek keluar-masuk mulutnya yg sensual itu.

Sekalipun masih agak canggung tapi aku mulai bisa merasakan ‘pelayanan’ yg diberikan Rara kepadaku.

Semakin lama dia semakin tenang dan tdk kaku lagi. Kadang dia mainkan lidahnya di sekeliling kepala kemaluanku dalam mulutnya.

Wow.. dalam sekejap Rara sudah mulai ahli dalam oral sex.

Sepertinya Rara sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yg dia lakukan dgn mulut dan lidahnya.

Ngentotin Istri Tetangga Di Malam Jumat

Dia mulai berani bereksperiman. Kadang dia keluarkan kemaluanku dari mulutnya.. menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali.

Sesekali dia hanya mengisap kepalanya sambil mengocok batang kemaluanku. Aku mulai merasakan rangsangan dan ikut menikmati permainan mulut Rara.

“Gimana Ra rasanya..?”

“Mas.. Rara merasakan rangsangan yg luar biasa.. Penisnya Mas enak.. Rara suka..”

Aku bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Rara pun spertinya langsung tahu harus bagaimana.

Dia lantas duduk bersimpuh di hadapanku dan kembali mengisap kemaluanku. Kepalanya tetap digerakkan maju-mundur.

Dan sekarang dia menemukan cara baru. Dia menjepit batang kemaluanku di antara kedua bibirnya yg terkatup.

Kemudian dia mengangguk-anggukkan kepalanya. Wow.. sungguh Rara cepat belajar dalam hal beginian.

Batang dan kepala kemaluanku dia gesek dgn bibir tebalnya yg terkatup.

Aku membantu dia dgn menggerakkan pantatku maju-mundur. “Ohhh Ra.. mulutmu enak sekali.. terus Ra..”

“Mas Firman suka..? Ana sering ya giniin Mas Firman..?”

“Iya Ra.. tapi aku lebih suka kamu.. bibirmu seksi sekali.. ooohhh Ra.. Ana juga suka.. isep bolaku dan jilati semuanya Ra.. ohhh..”

Rara rupanya nggak mau kalah.. dia segera melepaskan batang kemaluanku dari mulutnya dan mulai menjilati dan mengisap bola kembarku.

Tangannya sambil mengocok batang kelakianku. Oh sungguh nikmat. Aku belai rambut Rara dan aku usap kepalanya.

Rara suka sekali dan dia masih terus menggeraygi seluruh selangkanganku dgn lidahnya. Brrr..! Rasanya sungguh nikmat.

Kemudian kami berganti posisi. Aku kembali berbaring telentang.. dan Rara aku minta merangkak di atasku dgn posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69 dan ini adalah salah satu favoritku.

Rara sekarang sudah cukup mahir dalam oral sex. Dia segera mengulum batang kemaluanku.. aku pun mulai menjilati memekkunya.

Dgn posisi ini liang kenikmatan Rara sangat terbuka di hadapanku dan aku lebih leluasa menikmati dgn bibir dan lidahku.

Aku jilat dan isap klitoris Rara yg sudah menantang dan jariku mengorek liang senggamanya.

Sesekali aku ciumi bibir memekkunya yg begitu merangsang.

Rara pun tak mau kalah.. dia melakukan segala cara yg dia tau terhadap tongkat kejantananku.

Dia mainkan pakai lidah.. dia kocok sambil dia isap.. dia mainkan kepala kemaluanku mengitari kedua bibirnya. Sungguh nikmat sekali.

Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa Rara sudah tdk bisa menahan lagi.

Pantatnya mulai bergoyang limbung kegelian.. namun aku menjilati terus klitorisnya sambil jariku menusuk-nusuk liang kenikmatannya.

Hingga beberapa saat berselang akhirnya Rara sampai juga di puncak nikmatnya.. lagi..!

Tubuhnya menegang.. gerakan anggukan kepalanya sambil mengisap kemaluanku semakin menggila.

Kurasakan tubuhnya yg gemetaran.. tapi dia tetap tak rela melepas kemaluanku dari mulutnya.

Aku semakin giat mencium klitorisnya dan mengorek memekkunya dgn jariku.

Tubuh Rara tiba-tiba mematung dan kurasakan cairan hangat meleleh keluar dari liang senggamanya.

Aku langsung menutup lubang memekku Rara dgn mulutku dan membiarkan cairan kenikmatannya membasahi lidahku.

Rasanya asin.. tapi sama sekali tdk amis.. sehingga aku tak ragu menelan cairan itu sampai tandas.

Kemudian perlahan aku mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan memekku Rara. Otot Rara sudah agak mengendur juga.

Dia mulai lagi melakukan segala eksperimen dgn mulut dan lidahnya ke kemaluanku.

Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti.. Rara mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahinya.

Aku tangkupkan kedua tanganku ke bukit pantat Rara dan mulai membelai dan meremas lembut.

Rara menanggapinya dgn sedotan panjang di kemaluanku. Lidahku kembali menelusuri segala penjuru selangkangan Rara.

Beberapa saat kemudian aku mulai merasakan tubuh Rara kembali gemetaran.

Aku cium bibir bawahnya dan aku sorongkan lidahku sedalam mungkin ke dalam guanya yg merangsang.

Aku juga mulai merasa kalau pertahananku mulai goyah dan bendunganku akan segera ambrol.

Rara mempercepat gerakan kepalanya dan akupun mengisap makin kuat memekkunya.

Aku sudah tak kuat menahan ‘amarah’ spermaku dan.. Crotts.. crotts.. crotts..! Lahar hangat spermaku menyembur di dalam mulut Rara.

Untuk sedetik Rara agak kaget tapi dia cepat tanggap. Dia segera mempercepat gerakan kepalanya sambil menelan seluruh air maniku.

Crotts.. crotts..! Sisa maniku kembali menyembur dan kali ini Rara menyambutnya dgn isapan kuat di kemaluanku.. seakan ingin menyedot apa yg masih tersisa di dalam sana.

Erghhh.. Akhh..! Kurasakan nikmat yg luar biasa.

Penuh Basah

Ekspresi kenikmatan ini aku lampiaskan dgn semakin gila menjilati dan menyedot memekku Rara.

Rupanya Rara juga sudah hampir mencapai klimaksnya. Belaian lidahku di mulut memekkunya membuat puncak itu semakin cepat tercapai.

Akhirnya sekali lagi tubuh Rara menegang dan cairan hangat kembali meleleh dari kawahnya.

Lidahku kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu yg segera aku telan.

Beberapa saat kemudian.. dgn enggan Rara bangkit dan berbaring telentang di sampingku.

Kemaluanku.. walaupun masih berdiri.. tapi sudah tdk setegak tadi. Rara memelukku dgn manja dan kami berciuman dgn mesra.

“Gimana, Ra..? Puas..? Sorry ya.. tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu..” bisikku mesra di telinganya.

“Rara puas sekali Mas.. sampai duakali gitu lho.. Rara suka sperma Mas Firman.. asin-asin gimana gitu. Kapan-kapan boleh minta lagi dong Mas..” Rara mulai keluar kenesnya.

“Boleh aja Ra.. asal disisain buat Ana.. hehehe..” balasku sembari mengelus payudara sekalnya.

Rara mencubit genit lenganku. “Iihhh.. Mas Firman.. paling bisa deh.. emang Mas sering gaya gituan dgn Ana..?”

Aku tahu Ana juga sering bercerita soal kegiatan seks kami ke Rara.. jadi aku yakin Rara sudah tahu juga.

“Enggaklah.. ini baru pertama dgn kamu Ra..”

“Ah Mas bohong.. Ana kan sering cerita ke Rara.. katanya Mas Firman pinter ngeseks. Makanya diam-diam Rara pengin main ama Mas..”

“Udah kesampaian kan keinginanmu Ra..”

“Iya sih.. tapi Mas jangan marah ya.. Rara sering baygin kita main bertiga dgn Ana.. Mas mau nggak..?”

Kaget juga kau mendengar keinginan Rara ini. Jujur saja aku juga sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dgn Ana dan Rara sekaligus.

Tapi tentu saja aku tak pernah berani ngomong dgn Ana. Bisa pecah Perang Dunia III.. lagipula itu kan hanya fantasi liar saja.

“Mau sih Ra.. tapi kan nggak mungkin.. Ana pasti marah besar..”

“Iya ya.. Ana kan orangnya agak alim..”

Beberapa saat kami terus berbincang hal-hal demikian sampai kira-kira 10 menit.

Hingga beberapa saat kemudian dgn malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami.

Aku jadi semakin mengagumi tubuh Rara. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhnya dan semuanya padat berisi.

Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra.

Sambil saling berciuman aku mulai menggeraygi tubuh molek Rara..

Tak bosan-bosannya aku meremas dan mengusap buah dadanya yg sangat segar itu.

Perlahan aku mulai menghujani leher dan pundak Rara dgn ciumanku. Tak sampai di situ saja.. mulutku mulai aku arahkan ke dada Rara.

Buah dadanya yg tegak mulai aku cium dan aku gigit-gigit lembut.

Rara sangat menyukai apa yg aku lakukan. “Ahhhh.. iya Mas.. di situ Mas.. ahhhhh Rara terangsang Mas..”

Lidahku menjilati puting susunya yg mungil dan keras itu.

Rara semakin menggelinjang. Tangannya menyusup ke bawah ke selangkanganku. Dipegangnya batang kemaluanku yg masih agak lemas.

Dia permainkan kemaluanku dgn jari-jarinya yg lentik. Mau tak mau burungku mulai hidup kembali. Rara dgn lembut mengocok tongkat kelelakianku penuh perasaan.

Sambil masih mengulum putingnya.. tangan kananku kembali bergerilya di daerah kemaluan Rara.

Jariku aku rapatkan dan aku tekan bukit kemaluan Rara sembari aku gerakkan memutar.

Dia juga menimpali dgn menggoyangkan pantatnya dgn gerakan memutar yg seirama.

“Mas.. aaahhhh Mas.. enak Mas.. ahhh terus.. iya..” Sambil mendesah dia menarik pantatku mendekat ke kepalanya.

Akhirnya aku terpaksa melepaskan isapanku di putingnya dan duduk berlutut di sisinya.

Rara terus menekan pantatku sampai akhirnya mulutnya mencapai batang kemaluanku yg sudah tegak menantang.

Tangan kiriku aku tempatkan di belakang kepalanya untuk menyangga kepalanya yg agak terangkat. Kemaluanku kembali dia kulum dan jilati.

“Oooh Ra.. enak Ra.. aku suka Ra..” Aku pun menggerakkan pantatku maju-mundur.

Rara membuka lebar mulutnya dan menjulurkan lidahnya.. sehingga batang kemaluanku meluncur masuk keluar mulutnya tergesek-gesek lidahnya.

Sungguh luar biasa apa yg aku rasakan saat itu.

Sementara itu tangan kananku terus menekan dan memutar bukit memekku Rara.

Kadang jariku aku selipkan ke celah sempit di antara kedua bukit itu dan mengusap klitoris Rara.

“Ahhh Mas.. Rara nggak tahan Mas.. ahhhhh.. iya.. aaahhhh..”

Aku segera mengubah posisi. Kedua tangan Rara aku letakkan di belakang lututnya dan membuka kedua lututnya.

Kuangkat pahanya.. sehingga liang memekkunya menganga menghadap ke atas. Rara menahan dgn kedua tangan di belakang lututnya.

Aku duduk bersimpuh di hadapan lubang kemaluan Rara. Kemaluanku aku arahkan ke lubang yg sudah menganga itu.

Clebb..! Kutusukkan kepala kemaluanku ke mulut lubang dan aku tahan di sana.

Kemudian.. srtt.. srtt.. dgn tangan kananku aku gerakkan kemaluanku memutari mulut liang senggama Rara.

“Maassss.. ahhhhh.. nggak tahan.. ayo.. ahhhhhh..” rintihnya erotis..

Sengaja aku tdk mau terlalu cepat menusukkan batang kejantananku ke gua kenikmatan Rara.

Perlahan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke klitoris Rara. Akibatnya dia semakin menggelinjang menahan nikmat.

Tak lama.. akhirnya.. srrr.. srrr.. srrr.. tanggul Rara bobol juga. Tak heran.. dgn gosokan jari saja dia tadi bisa mencapai orgasme.. apalagi ini dgn kepala kemaluanku.. tentu rangsangannya lebih dahsyat.

“Aaahhh.. ahhhh.. Masss..” Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari liang memekkunya.

Rara kembali mengalami puncak orgasme hanya dgn gosokan di klitorisnya.

Blessepp..! Kali ini aku masukkan batang kemaluanku seluruhnya ke dalam gua kenikmatannya.

Lantas aku berbaring telungkup di atas tubuh molek Rara sambil menumpukan berat badanku di kedua sikuku.

Kucium lembut mulutnya yg masih terbuka sedikit. Rara membalas ciumanku dan mengulum bibirku.

Aku biarkan senjataku terbenam dalam lendir kehangatannya.

Di telinganya aku bisikkan.. “Ra.. nikmat ya..”

“Oh Mas.. Rara sampai nggak tahan.. nikmat Mas..” sahutnya mendesiskan nikmat.

Selanjutnya dgn perlahan dan gerakan yg sangat lembut aku mulai memompa batang kemaluanku ke dalam liang senggama Rara yg kini sudah basah kuyup.

Aku tahu Rara pasti bisa orgasme lagi.. dan kali ini aku ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kemaluanku.

“Ayo Ra.. nikmati lagi.. jangan ditahan.. aku akan pelan-pelan..” bisikku mesra.. memancing gairahnya kembali bangkit.

“Ahhhh.. iya Mas.. Rara pengin lagi.. ahhhhh..” balasnya disertai lenguhan dan erangan nikmat.

Masih dgn sangat pelan aku pompa terus tongkat kelakianku ke liang memekku Rara yg ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yg sudah menikah 2 tahun.

Buah dada Rara yg menyembul tegak menggesek-gesek dadaku ketika aku turun-naik. Sungguh sensasi yg luar biasa. Sengaja aku gesekkan dadaku ke payudaranya.

“Aahh.. aahh.. aahhh.. ahhhhhhh.. iya.. ahhhhh.. Rara terangsang lagi Mas.. iyahh.. hhh..”

Kali ini aku pompa sedikit lebih kuat dan cepat. Rara menanggapinya dgn memutar pantatnya.. sehingga kemaluanku rasanya seperti diperas-peras dalam liang memekkunya.

Gerakan Rara semakin liar.. Tangannya sudah tdk lagi menahan lutut tapi memegang pantatku dan menekannya dgn keras ke tubuhnya.

“Aaaaahhhhhh.. Mas.. aaaahhhhhhh..!”

Maka semakin kencang dan dalam kupompa pantatku menggasak.. menggesekkan batang kemaluanku di liang nikmat perempuan cantik yg tengah megap-megap di bawah tindihan tubuhku ini.

Terlihat mata Rara sudah terpejam rapat.. kepalanya menggeleng-geleng liar ke kiri ke kanan.. seperti yg dia lakukan di sofa tadi.

Gerakannya semakin ganas dan.. “Aahhhh..!!” Dia melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhnya.

Lalu.. Jleghh..!! Kutekan sedalam-dalamnya kemaluanku ke lubang senggamanya.

Serr.. serr.. serr..! Jelas kurasakan aliran hangat di sekujur batang kemaluanku.

Penuh Basah

Tubuh Rara masih terbujur kaku di bawah tindihanku. Kuhentikan sejenak seluruh gerakanku sambil terus menekan liang memekkunya dgn kemaluanku.

Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tdk ada suara.. tdk ada gerakan dari kami berdua.

Aku memberi kesempatan kepada Rara untuk menikmati klimaks yg barusan dia dapatkan.

Beberapa saat berselang ketegangan tubuh Rara mulai mengendur.

Tangannya membelai lembut kepalaku. Bibirnya mencari bibirku untuk dihadiahi ciuman yg sangat lembut dan panjang.

“Mas.. Rara sungguh nikmat.. Mas Firman jago deh.. Mas belum keluar ya..?” Tanyanya serupa bisikan.

“Jangan pikirkan aku Ra.. yg penting Rara bisa menikmati kepuasan..” balasku pula.

Setelah kurasa ketegangan tubuhnya telah mengendur.. kemudian dgn lambat aku mulai memompa kemaluanku di liang memekkunya lagi.

Auhhh.. Betapa kurasakan liang senggama Rara terasa sangat licin dan agak sedikit longgar.

Selama beberapa saat aku terus memompa lambat-lambat.. lalu semakin kutambah.. kecepatan sedang..

“Aaaahhhhhh.. iya.. iya.. Mas.. Rara mau lagi.. iya.. ahhhh..”

Rara kembali memutar pantatnya mengiringi irama pompaanku. Dia mulai mendesah-desah penuh kenikmatan.

Plopp..! Kucabut batang kemaluanku dari memekku Rara. Lantas aku berbaring telentang di sebelahnya.

“Kamu di atas Ra..” ujarku memberi arahan. Rara segera berjongkok di atas selangkanganku..

Aku arahkan kepala kemaluanku ke lubangnya. Rara kemudian duduk di atas tubuhku dan bertumpu pada kedua lututnya.

Slebb.. Jlebb..! “Nghhh.. masshhh..” rintihnya penuh nikmat ketika batang kemaluanku kembali menelusup.. membelah bibir kemaluannya.

Tak lama kemudian pantatnya mulai bergerak maju-mundur.

“Ayo Ra.. kamu sekarang yg atur.. ohhh iya nikmat Ra..” erangku tak kalah nikmat akibat gesekan padat batang kemaluanku di belahan memekkunya.

Rara semakin bersemangat memaju-mundurkan pantatnya. Kedua payudaranya berguncang indah di hadapanku.

Secara refleks kedua tanganku meremas bukit daging yg mulus itu.

Tangan Rara dia letakkan di belakang pantatnya.. sehingga tubuhnya agak meliuk ke belakang membuat dadanya semakin membusung.

“Ohhh Ra.. susumu seksi sekali.. terus Ra.. ohhhh.. lebih keras Ra..” kataku memberi semangat.

“Aaaaahhhh Mas.. Rara sudah mau sampai lagi.. ahhhhh ahhhhhh Mas..” balasnya kian ramai.

“Ayo Ra.. terus Ra.. cepat.. ohhhhh iya.. iya Ra.. memekmu enak sekali..”

“Mas.. ahhhh.. Rara nggak tahan.. puasi Rara lagi mas.. ahhhh..”

Gerakan pantat Rara semakin cepat dan semakin cepat. Sementara itu aku pun merasa nikmat ketika kemaluanku tergesek-gesek dinding memekku Rara yg sempit dan licin itu.

Dgn sekuat tenaga aku mencoba menahan agar aku tdk ejakulasi. Pertahananku semakin rapuh.

“Ra.. oooohhhh Ra.. aku nggak tahan.. ohhh Ra.. enak.. enak..”

“Ahhhh.. ayo.. Mas.. Rara juga udah nggak tahan.. sekarang mas.. ahhh sekarang..!”

Tepat pada detik itu bendunganku ambrol.. tak mampu menahan terjangan spermaku yg menyemprot kuat.

“Oooooooohhhhhhh Ra..!” Crotts.. crotts crotts..!

Pejuhku muncrat di dalam liang nikmatnya yg juga tengah berdenyut-denyut.. seolah ingin menyedot cairah hangat yg membanjirinya.

“Aaahhhhhh Mas.. ahhhhhhhhhhh..!!” Pekiknya melepas nikmat entah untuk keberapakalinya malam ini.

Oughh.. Kami mencapai puncak kenikmatan bersama-sama.

Kemaluanku yg terbenam di liang memekkunya terasa hangat .. dan aku yakin Rara juga merasakan hal yg sama di dalam memekkunya.

Rara masih duduk di atas tubuhku.. tapi sudah badannya terkaku.. tak bergerak.

Memekkunya dia hujamkan terhenyak dalam.. melahap seluruh batang kemaluanku di kerapatannya.

“Oooohhh Ra.. nikmat sekali.. makasih Ra.. kamu pinter membuat aku puas..” ujarku memujinya.

Kugapai tubuh Rara dan kutarik menelungkup di atas tubuhku. Buah dadanya yg masih keras menghimpit dadaku.

Aku ciumin seluruh wajahnya yg mulai ditetesi keringat.

“Mas.. ahhhhh.. Rara sungguh puas Mas..” balasnya serupa erangan dan bisikan mesra.

Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Tubuh kami mulai terasa penat.. tapi bathin kami sangat puas.

Hari sudah beranjak malam. Diselingi makan malam berdua.. kami memadu kasih beberapakali lagi.

Atau lebih tepatnya Rara mengalami orgasme beberapakali lagi.. sedangkan aku hanya sekali lagi ejakulasi..

Segala gaya kami coba.. bahkan aku sempat ‘membimbing’ Rara untuk memuaskan dirinya sendiri dgn jari-jarinya yg lentik itu.

Aku betul-betul puas dan senang bisa membuat wanita secantik Rara bisa mencapai sekiankali orgasme.

Penuh Basah

Tak terasa jarum jam terus bergeser dan jam setengah sebelas malam aku meninggalkan rumah Rara.

Sebetulnya Rara meminta aku bisa bermalam menemani dia.. tetapi aku ingat keesokan harinya aku masih harus menyetir lebih dari 4 jam ke kota M menyusul istri dan anakku tercinta

Maaf Ana.. aku telah mereguk madu kepuasan bersama sahabatmu.. Tiara.

KiosCasino - Agen Judi Live Casino Sportsbook Indonesia Terbesar Terpercaya

KiosCasino Merupakan Agen Judi Live Casino dan Judi Bola Terbesar, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia. Pelayanan Yang Profesional



Link Daftar Klik Di Bawah ini
Share:
KiosCasino