www.Kioscasino.org

Rabu, 31 Juli 2019

Tante Ira Membuat Kontol Ku Kecanduan Ngentot

Penuh Basah

Tante Ira Membuat Kontol Ku Kecanduan Ngentot

Perkenalkan namaku Indra ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku ingin berbagi kepada kalian semua. Tante Ira mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu.

Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ira yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 32b.

Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Ira yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa ml sama tante dan menikmati tubuhnya yang padat berisi.



Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah.

Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir.

Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ira. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ira.

“Eh tante Ira. Mau kemana tante?” sapaku.

Tante Ira agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Indra. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?” tante Ira balik bertanya.

“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ira tidak menolak ajakanku.

“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante Ira yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,” kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.

“Benar nih Indra mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Ira sambil melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu.

Penuh Basah

Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Cerita Sex

Pagi itu tante Ira aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang. Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.

“Bisa bicara dengan Indra?”

“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.

“Selamat pagi Indra. Ini tante Ira…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.

“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.

“Pagi ini kamu ada acara nggak Indra? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante dari ujung telepon.

“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.

Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan ml sama tante Ira. “Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Indra.. Sampai nanti!” suara lembut tante Ira yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ira untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika aku bisa ml sama tante. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani.

Aku bayangkan aku sedang ml sama tante Ira yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Ira.

“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ira.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.

“Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ira. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.

Penuh Basah

Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ira yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ira.

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ira yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.

Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ira kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.


“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.

Senyuman indah dari bibir sensual tante Ira mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Ira seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Ira. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi karena semakin besar aja.

Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo Indra diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.

Tante Ira Membuat Kontol Ku Kecanduan Ngentot

Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Indra. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ira sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.

“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.

“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.

Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.

“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.

Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan- anganku semakin melayang jauh. “Indra, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Ira yang kali ini sedikit manja.

“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,” jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Ira terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

“Kalau panas dilepas aja ya Indra, biar cepet adem,” kata tante Ira sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku.

Penuh Basah

Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ira pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

“Indra, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,” pinta tante Ira dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ira. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.

Payudara tante Ira yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

“Kenapa Indra. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Ira padaku.

“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.

“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Indra sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.

“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ira semakin merapat ke tubuhku.

“Indra.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki,” rajuk tante Ira sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ira aku remas-remas.

Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya

“Uuhh.. Aah..” Tante Ira mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.

Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.

“Indra.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.

Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Ira yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.

Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.

Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ira mulai menikmati permainan itu.

Tante Ira Membuat Kontol Ku Kecanduan Ngentot

Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.

“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”

“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.

Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.

Penuh Basah

“Terima kasih Indra. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.

Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini” Tante Ira tersenyum senang mendengar jawabanku.

“Indra sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Ira kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Dan kami pun mulai saling merangsang dan aku ml sama tante untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa ml sama tante Ira dapat terwujud menjadi kenyataan.

Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku masih ML sama tante Ira dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.


Link Daftar Klik Di Bawah ini
ISIKAN KODE REFFERAL "DOMINOO757"
****KODE REFERAL JANGAN DIBIARKAN KOSONG****
Share:

Selasa, 30 Juli 2019

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Sejak kecil aku tinggal bersama nenekku, dan bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). Omku yang ketiga menikah dengan seorang wanita yang bernama Merry yang kupanggil dengan sebutan Tante Merry. Tante Merry orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

Oh ya, namaku adalah Dharma, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Merry sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Merry mengusap penis omku, sebut saja Om Chandra. Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Merry.



Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Merry hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Merry untuk menjaga rumahnya.

Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Dharma, masuk ke kamar..!” teriaknya. “Ya Tante..” jawabku. Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Merry tahu aku gemetaran. Dia bertanya, “Kenapa Dharma gemetaran..?” “Enggak Tante,” jawabku. Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Dharma, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.” “Ya Tante.” jawabku.

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Merry. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Merry.

Kira-kita jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Merry langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggalah di rumah aku dan Tante Merry saja.

Setelah pembantunya pergi, Tante Merry menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya. Lalu Tante Merry berkata, “Dharma, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.” Aku diam saja, gemetar menahan nafsu. Tiba-tiba Tante Merry mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Dharma, hisap bibirku..!” Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum wangi yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget. “Wah punyamu sudah tegang dan besar Dharma,” sahut Tante Merry. Lalu Tante Merry berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?” Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.” Tante Merry tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.” Lalu Tante Merry membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar.

Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya. Tante Merry mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata,

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

“Terus Dharma.., terus..!” Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Merry bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Dharma, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Chandra.”

Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.

“Ayo Dharma, cepat hisap punyaku..! ” Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.

Tante berkata, “Sabar Dharma, Tante kepingin mencium punya Dharma dulu.”

Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Merry yang sangat cantik.



Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku. Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.” Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Merry menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku. Lalu tante berkata, “Tenang Dharma, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.” Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

“Tante.., aku sayang Tante.” Lalu tante berkata, “Ya Dharma, Tante juga sayang Dharma.” Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan. “Ayo Dharma.., kita mulai pelajaran sex-nya..!

” Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Merry yang sudah licin karena air vaginanya.

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya. Lalu aku berkata kepada Tante Merry.

“Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Dharma bersetubuh dengan Tante..?”

Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Merry, tante semakin mendesis. Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata,

“Dharma.., Tante kepengen keluar nih..!” Kujawab,

“Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya. Dengan lembut aku mencium tante dan berkata,

“Tante sabar ya, Dharma masih enak nih..,” Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Merry, bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Merry, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Merry, tetapi bagaimana dengan Om Chandra. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Chandra dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Merry tidak dapat ikut karena Om Chandra tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Merry tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Chandra pulang ke Jakarta.

Atas permintaan Tante Merry, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Merry jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Merry. Tentunya Tante Merry sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Merry sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante.

Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Merry, tapi nikmat. Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku.
Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

Sambil mencium bibir Tante Merry, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.” Sambil tersenyum tante menjawab, “Dharma.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Chandra Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.” Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!” Alangkah nikmat rasanya. Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante.

Tante Merry Sang Pelemah Syahwat

Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Merry yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Merry dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama. Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Chandra pulang.

Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Merry masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Merry sudah bertambah tua.

IniDomino | Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen BlackJack |

Share:

Senin, 29 Juli 2019

Ngentot Dengan 3 Tante Haus Sex

Penuh Basah

Ngentot Dengan 3 Tante Haus Sex

Bermula dari suatu Sabtu siang, aku janjian ketemu dengan salah seorang teman chat-ku. Namanya Fenny, mahasiswi tingkat akhir di salah satu PTS di Jakarta Barat. Memang chat-ku yang satu ini cukup misterius. Aku nggak pernah tau dia tinggal dimana, dengan siapa, bahkan aku tak pernah dikasi nomer telepon rumahnya. Kampusnya pun aku nggak yakin kalau yang disebutnya benar. Saat janjian dengan Fenny pun hanya lewat SMS. Biasanya aku nggak pernah meladeni teman-teman chat yang janjian ketemu via SMS. Kapok, dulu pernah dibohongi.

Tapi entah kenapa aku penasaran sekali dengan Fenny. Akhirnya kami janjian untuk ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’s. Resenya, Fenny juga nggak mau kasi tau pakaian apa yang dia pakai dan ciri-cirinya. Pokoknya surprise, katanya.

Dewa757.com Agen Poker Domino QQCeme BlackJack Online Indonesia

Itulah kenapa hari Sabtu siang ini aku bengong-bengong ditemani baked potatonya Wendy’s sambil menunggu kedatangan Fenny. Sudah hampir satu jam aku menunggu tapi tidak ada kabar. SMS-ku nggak dibales-bales, mau telepon pulsa udah sekarat. Aku hanya duduk sambil memperhatikan sekelilingku yang cukup sepi.

Mataku tertuju pada seorang wanita keturunan Chinese berumur kira-kira 30-an yang duduk sendirian di salah satu sudut. Herannya sejak tadi wanita tersebut memperhatikanku terus. Aku sempat berpikir apa dia yang bernama Fenny. Tapi rasanya bukan. Akhirnya karena bete menunggu aku pun meninggalkan Wendy’s. Tiba-tiba aku merasa ada yang menepuk bahuku dari belakang.

Penuh Basah

Aku menoleh dan melihat wanita yang kuperhatikan tadi tersenyum ke arahku.

“Rio ya?” tanyanya. Aku terkejut. Kok dia tau namaku. Jangan-jangan wanita ini benar

Fenny. Aku mengangguk.

“Iya, mm.. Fenny?” tanyaku. Wanita itu menggeleng sambil mengernyitkan kening.

“Bukan, kok Fenny sih? Kamu Rio yang di Kayuputih kan?” aku tambah bingung mendengarnya.

“Bukan, lho tante bukan Fenny?”.

Kemudian wanita itu mengajakku berteduh di salah satu sudut sambil menjelaskan maksud yang sebenarnya. Aku mendengarkan, lantas aku juga gantian menjelaskan.

Akhirnya kami sama-sama tertawa terbahak-bahak setelah tau duduk persoalannya.

Wanita itu bernama Linda, dan dia juga sedang janjian dengan teman chat-nya yang juga bernama Rio, seperti namaku. Akhirnya kami malah berkenalan karena orang-orang yang kami tunggu tak kunjung datang juga. Aku memanggilnya Ci Linda, karena dia menolak dipanggil tante. Kesannya tua katanya. Siang itu Ci Linda malah mengajakku jalan-jalan. Aku ikut dengan Altis-nya karena aku tidak membawa mobil.

Penuh Basah

Ci Linda mengajakku ke butik teman maminya di daerah Permata Hijau. Tante Wiwin, sang pemilik butik adalah seorang wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun, tubuhnya cukup tinggi dan agak montok. Kulitnya yang putih bersih hari itu dibalut blus transparan yang bahunya terbuka lebar dan celana biru tua dari bahan yang sama dengan bajunya. Agak-agak eksentrik. Dasar desainer pikirku.

Karena hari itu butik Tante Wiwin tidak begitu ramai, kami bertiga ngobrol-ngobrol sambil minum teh di salah satu ruang santai.

“Aduh Yo.. maaf..” seru Tante Wiwin. Wanita itu menumpahkan teh yang akan dituangnya ke cangkirku tepat di celanaku bagian pangkal paha. Aku sedikit mengentak karena tehnya agak panas.

“Nggak pa-pa Tante..” jawabku seraya menepuk-nepuk kemejaku yang juga kena tumpahan teh. Tante Wiwin reflek menepis-nepis bercak teh yang membasahi cenalaku. Ups.. tanpa sengaja jemari lembutnya menyentuh batang kemaluanku.

“Eh.. kok keras Yoo? Hihihi..” goda Tante Wiwin sambil memijit-mijit kemaluanku. Aku jadi tersenyum. Ya gimana nggak keras sedari ngobrol tadi mataku tak lepas dari bahu

Penuh Basah

Ngentot Dengan 3 Tante Haus Sex

Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci Linda yang putih.

“Iya.. Tante sih numpahin..” jawabku setengah bercanda.

“Idih.. Tante Wiwin kumat genitnya deh.. biasa Yo, udah lama nggak.. aww!!” Ci Linda

tak sempat menyelesaikan celetukkannya karena Tante Wiwin mencubit pinggang wanita itu.

“Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Pokoknya bales tumpahin juga lho hihihi..”

Aku gantian menggoda wanita itu. Tante Wiwin malah tersenyum sambil merangkul leherku.

“Boleh, tapi jangan ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Aku pura-pura bego.

“Abis mau ditumpahin apa Tante?” tanyaku. Tante Wiwin meremas batang penisku dengan gemas.

“Ya sama ‘teh alami’ dari kamu dong sayang.. mmhh.. mm..” Tante Wiwin langsung mengecup dan melumat bibirku. Aku yang memang sedari tadi sudah horny menyambut lumatan bibir Tante Wiwin dengan penuh nafsu. Kedua tanganku memeluk pinggang wanita setengah baya itu dengan posisi menyamping. Sementara tangan Tante Wiwin yang lembut merangkul leherku. Ah..

Penuh Basah

Lembut sekali bibirnya. Ci Linda yang melihat adegan kami tidak tinggal diam. Wanita berkulit putih mulus itu mendakati tubuhku dan mulai memainkan kancing celana jeansku. Tak sampai semenit wanita itu sudah berhasil melucuti celana jeansku sekaligus dengan celana dalamnya. Tanpa ampun lagi batang penisku yang sudah mulai mengeras itu berdiri tegak seolah menantang Ci Linda untuk menikmatinya. Ci Linda turun ke bawah sofa untuk memainkan penisku. Jemarinya yang lembut perlahan-lahan mengusap dan memijit setiap centi batang penisku.

Ugghh.. birahiku semakin naik. Lumatan bibirku di bibir tante Wiwin semakin bernafsu. Lidahku menjelajahi rongga mulut wanita setengah baya itu. Tante Wiwin merasa keasyikan. Aku yang semakin terbakar nafsu mencoba menularkan gairahku ke Tante Wiwin. Dari bibir, lidahku berpindah ke telinganya yang dihiasi anting perak.



Tante Wiwin menggelinjang keasyikan. Dia meminta waktu sebentar untuk melepas anting-antingnya

agar aku lebih leluasa. Lidahku semakin liar menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Wiwin. Tampaknya wanita itu mulai tak kuasa menahan birahinya yang semakin memuncak. Dia melepaskan diri dari tubuhku dan memintaku untuk melorotkan celananya.

Penuh Basah

Tanpa disuruh kedua kalinya aku pun langsung melucuti Tante Wiwin sekaligus dengan bajunya, hingga tubuh wanita itu bersih tanpa sehelai benang pun. Gila, udah kepala empat tapi tubuh Tante Wiwin masih kencang. Kulitnya yang putih betul-betul terasa halus mulus. Sambil bersandar pada pegangan sofa, Tante Wiwin merentangkan kedua belah pahanya yang mulus dan memintaku melumat kemaluannya yang bersih tanpa bulu. Tanpa basa-basi aku langsung mendekatkan wajahku ke vaginanya dan mulai menjilati daerah pinggir kemaluannya.

“Hhhmm.. sshh.. teruss Yoo..” desah Tante Wiwin keasyikan. Aku terus menjilati vaginanya sambil tangan kananku membelai pangkal pahanya yang mulus. Di bawah, Ci Linda masih asyik mempermainkan kemaluanku. Kelima jemarinya yang lentik lincah sekali membelai dan mengocok batang penisku yang ujungnya mulai basah. Sesekali lidahnya membasahi permukaan penisku. Sebagian batang penisku tampak merah terkena lipstik Ci Linda. Kepala wanita itu naik turun mengikuti ayunan kenikmatan di penisku. Ahh.. lembut sekali mulut Ci Linda mengulumnya. Saking asyiknya tak sadar aku sampai menghentikan permainanku dengan Tante Wiwin untuk merasakan kenikmatan yang diberikan Ci Linda.

Tante Wiwin tersenyum melihat ekspresiku yang mengejang menahan nikmat. Wanita itu merengkuh kepalaku untuk melanjutkan tugasku memberi kenikmatan untuknya. Aku semakin buas melumat kemaluan Tante Wiwin. Jemariku mulai ikut membantu. Liang kemaluan Tante Wiwin sudah kutembus dengan jari tengahku. Sambil kukocok-kocok, aku menjilati klitorisnya. Wanita itu menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat. Kedua tangannya yang lembut menjambak rambutku. Tanpa kusadari, Ci Linda sudah melucuti dirinya sendiri sampai telanjang bulat. Tiba-

tiba wanita itu naik ke atas tubuhku dan bersiap mengurung penisku dengan vaginanya yang lembut. Kedua tangannya merengkuh leherku. Tubuhnya mulai merendah hingga ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya.

Penuh Basah

Dengan bantuan tangan kiriku, perlahan penisku mulai masuk ke dalam liang kenikmatan itu, dan.. ssllpp blleess.. Amblas sudah penisku di liang kemaluan Ci Linda. Sambil memeluk bahuku, tubuh Ci Linda naik-turun. Ugghh.. nikmat sekali. Aku sampai nggak bisa konsen ngelumat vagina Tante Wiwin. Tapi aku nggak mau kalah. Yang penting Tante Wiwin mesti diberesin dulu.

Sambil menahan birahiku yang sudah di ubun-ubun gara-gara Ci Linda, aku terus melumat vagina Tante Wiwin. Jari tengahku yang kini sudah dibantu jari manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin. Lidahku semakin liar menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Tubuh Tante Wiwin pun semakin menggelinjang tak karuan.

Sepertinya wanita itu sudah tak kuasa lagi menahan kenikmatan yang kuberikan. Aku pun mulai merasa dinding vaginanya berdenyut.

“Ssshh.. oohh.. Riioo..aahh..” Tante Wiwin mendesah meregang nikmat sambil meremas kepalaku yang masih menempel ketat di vaginanya. Aku merasakan rembesan lendir yang cukup deras dari dalam sana. Hmm.. aroma vagina yang begitu khas segera tercium. Aku pun menghirup lendir-lendir kenikmatan itu sambil menjilati sisa-sisa yang menempel di vagina Tante Wiwin. Setelah puas melepas kenikmatannya, Tante Wiwin mengangkat kedua pahanya dari tubuhku dan membiarkan aku leluasa menikmati permainan dengan Ci Linda.

Penuh Basah

Ngentot Dengan 3 Tante Haus Sex

Bebas dari tubuh Tante Wiwin, kini Ci Linda yang mendekap tubuhku erat. Payudaranya yang bulat dan montok menempel ketat di dadaku. Ahh.. kenyal sekali. Aku semakin merasakan kekenyalannya karena tubuh Ci Linda naik-turun. Sementara bibir kami asyik saling melumat.

“Mmhh..ssllpp..aahh..mm..” berisik sekali kami berciuman. Tante Wiwin sampai geleng-geleng melihat kami berdua yang sama-sama dipacu birahi. Kemudian kami bertukar posisi. Tubuh kami berguling ke arah berlawanan sehingga kini tubuh Ci Linda duduk bersandar di sofa dengan posisi kedua kaki mulusnya yang mengangkang. Sambil bertumpu pada lutut di lantai, aku bersiap memasukkan penisku lagi ke dalam liang kemaluan Ci Linda. Ugghh.. kali ini lebih mudah karena vagina Ci Linda sudah basah.

Pantatku maju mundur seiring kenikmatan yang dirasakan Ci Linda. Wanita itu bahkan sudah tak kuasa memeluk tubuhku. Kedua tangannya direntangkan untuk menahan rasa nikmat yang dirasakannya. Aku semakin menggoyang pantatku dengan keras. Aku tahu bahwa sebentar lagi Ci Linda akan mencapai klimaks, namun aku juga tahu bahwa Ci Linda tak mau kalah denganku. Aku melihat ekspresinya yang berusaha menahan nikmat.



“Terus Yo.. bentar lagi tuh.. hihihi..” goda Tante Wiwin. Aku tersenyum kemudian mengecup bibir wanita yang sedang duduk di samping Ci Linda tersebut. Tante Wiwin malah membantuku dengan menjilat, mengisap dan mengulum payudara dan puting Ci Linda.

“Aahh.. Yoo.. sshh..” akhirnya Ci Linda meregang kenikmatannya. Aku merasakan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Aku mendekap tubuh Ci Linda yang hangat.

“Hh.. gila kamu Yo, aku pikir bakal kamu duluan..” ujar Ci Linda. Aku tersenyum sambil melirik ke arah Tante Wiwin.

“Ya kan berkat bantuan Tante Wiwin..” jawabku seraya mencubit hidung Tante Wiwin. Wanita itu memelukku.

“Nah, sekarang giliran aku lagi Yo, kamu kan belum puasin aku dengan pentunganmu itu hihihi.. Ayo, kali ini pasti kamu udah nggak tahan..”

Tante Wiwin menantangku bermain lagi. Tanpa diminta dua kali aku langsung menjawab tantangannya. Aku pun melakukan hal yang sama seperti dengan Ci Linda tadi. Kali ini aku mengakui permainan Tante Wiwin yang jauh lebih liar dan berpengalaman. Akhirnya kami klimaks bersama-sama. Aku klimaks di dalam vagina Tante Wiwin yang hangat. Ruang santai itu memang betul-betul hebat. Tak seorang karyawan pun yang mengetahui apa yang baru saja kami lakukan. Setelah puas bermain, kami bertiga mandi bersama. Tadinya setelah mandi kami mau melanjutkan lagi di kamar tidur Tante Wiwin. Tapi karena sudah sore, sebentar lagi suami Tante Wiwin pulang.

Penuh Basah

Untungnya Ci Linda punya ide untuk melanjutkan di hotel. Tante Wiwin pun setuju, namun aku dan Ci Linda berangkat duluan. Malam itu kami check-in di salah satu hotel di daerah Thamrin. Aku dan Ci Linda lebih dulu melanjutkan permainan. Satu jam kemudian Tante Wiwin baru datang melengkapi kenikmatan kami. Dan yang bikin aku surprise, malam itu Tante Wiwin mengajak teman seprofesinya yang umurnya kira-kira lebih muda 3 atau 5 tahun, namanya Tante Ida.

Malam itu aku betul-betul puas bersenang-senang dengan mereka bertiga. Kami melepas birahi sampai jam 3 pagi. Kemudian kami tidur sampai jam 9 pagi, lantas kembali menuntaskan permainan. Aku betul-betul tidak menyangka kalau gara-gara salah orang bisa sampai seperti ini. Sampai kini aku nggak pernah ketemu dengan Fanny, teman chat-ku. Kami pun nggak pernah SMS-an lagi. Entah kemana perginya Fanny. Tapi yang jelas semenjak kejadian itu, aku terus keep contact dengan Ci Linda, Tante Wiwin dan Tante Ida.

Sekarang Ci Linda sudah menikah dan tinggal di Australia dengan suaminya. Tapi kami masih sering kontak. Sedangkan dengan Tante Wiwin dan Tante Ida, aku masih terus berhubungan untuk sesekali berbagi kenikmatan. Tadinya mereka ingin memeliharaku sebagai gigolo,

Namun aku menolak karena aku melakukannya bukan untuk uang dan materi, tapi untuk kesenangan saja. Kadang kalau Ci Linda sedang diIndonesia, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi butik Tante Wiwin bersama-sama untuk melepas birahi. Tempat Tante Wiwin sering dijadikan tempat affair kami agar suaminya tidak curiga.


Link Daftar Klik Di Bawah ini
ISIKAN KODE REFFERAL "DOMINOO757"
Live Chat DEWA757
Share:

Sabtu, 27 Juli 2019

Kenyalnya Memek Leli Pembantu Apertemen Ku

Penuh Basah

Kenyalnya Memek Leli Pembantu Apertemen Ku

Cerita sex ngentot dengan pembantu ini, di mulai ketika aku mengalami kesusahan ketika menerima tamu di apartement baruku, dan melihat hal ini akhirnya aku meminta bantuan seorang cewek yang kebetulan sudah aku kenal lama untuk mencarikan pembantu. Namun yang di tugaskan mencarikan pembantu malah menawarkan dirinya untuk menjadi pembantu di apartementku tersebut dan tanpa pikir panjang aku terima saja di sebagai pembantu apertement tersebut.

Dari sinilah di mulai cerita dewasa tersebut ketika suatu siang aku hendak mengecek persiapan untuk menjamu teman-temanku di apertement aku mendengar suara aneh seperti seorang wanita yang sedang masturbasi, dan ternyata suara itu adalah Laili Mahfudhoh pembantuku anak desa tersebut, dan berikut cerita panas lengkapnya:



Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal, dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Laili Mahfudhoh/leli.

Dia juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, Leli-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya hitam manis namun bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini.
Penuh Basah

Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Leli dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.

“Leli, bisa tolong saya cariin pembantu…”

“Untuk di rumah Bapak…?”

“Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta.”

“Wah gede tuh Pak, yach nanti Leli cariin… kabarnya minggu depan ya Pak.”

“Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu…”

“Wah.. banyak amat Pak, makasih deh..”

Kutinggal Leli setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.
Penuh Basah

Dua hari kemudian, mobilku dicegat Leli ketika melintas di depan rumah majikannya.

“Malam Pak…”

“Gimana Leli, sudah dapat apa belum temen kamu?”

“Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung.”

“Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya.”

“Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu.”

“Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen.”

“Ok… Pak.”

Keesokan pagi kujemput Leli di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku. Begitu sampai Leli terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.

“Tugas saya apa Pak…?”

“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”

“Baik Pak…”

Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Leli, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Leli yang membantuku di apartemen.

Penuh Basah

Kenyalnya Memek Leli Pembantu Apertemen Ku

Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri Leli kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit.

Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang. Leli sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.

Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip lagi, kali ini Leli menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek.

Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.

Penuh Basah

Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Leli yang sudah kembali membelakangiku, perlahan kudekati Leli yang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Leli yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya.

“Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…” Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya Leli melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.

“Ahhh.. ahhh.. . jangan.. Pak…”

“Tenang sayang.. nanti juga enak…”

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Leli mengalah dan Leli pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, Leli pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya. “Arghh.. arghh… enak.. Pak.. argh…” Tubuh Leli kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya kutemukan juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekali seperti busa.



Leli makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya. “Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…” Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya.

Aku pun kagum karena Leli merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya. “Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…” Aku makin kagum pada Leli yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Leli yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina Leli.

Penuh Basah

Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Leli diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Leli yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. Leli pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.

“Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…”

“Leli… vaginamu sedap sekali… kalau begini… setiap malam aku pingin begini terus…”

“Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…”

Penuh Basah

Kenyalnya Memek Leli Pembantu Apertemen Ku

Leli makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit vagina Leli kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Leli, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.

“Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, Leli… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…”

“Yar… cairanmu… mmmhh… sedap.. sayang… boleh.. saya masukin sekarang… batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang…”

“Hmmm… boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu…”

Leli pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

“Ohhh… Leli.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya… saya jadi makin suka nih…”

“Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…”

“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…”

Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Leli yang masih perawan dan Leli pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Leli walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Leli sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Leli membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina Leli.

“Leli, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…”

“Iya.. Pak, tapi masih perih Pak…”

“Sabar ya sayang…”

Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Leli yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau Leli menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. “Ahh.. ahhh.. aah.. aww… Pak… iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Leli.. aahh…” Leli yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.

Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana Leli hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Leli yang basah oleh air shower membuat tubuh hitam manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah.

Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Leli pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu. “Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya nikmat sekali, Leli jadi.. mmauu… tiap malam seperti ini.. aaakh… aakkhh.. Paaakkhh.. Leli keeluuaarrr.. nniihh…”

Akhirnya bobol juga pertahanan Leli setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh.

Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Leli, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.

Vagina Leli makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh. “Ohhh… ohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…”

Yarmi tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah pertahanan Leli untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya. “Akhhh… aakkhh… Pak… Pakkhh… nikmattthhh…”

Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina Leli dan muncrat ke rahim Leli, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah Leli yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina Leli dan masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Leli dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.

Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Leli yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Leli layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Leli bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.

“Pak.. Leli puas deh… batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Leli, Leli jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Leli… kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Leli…?”

Penuh Basah

“Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Leli yang masih rapat.. terus terang… baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang… makanya saya mau Leli siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya… gimana..?”

“Saya mah terserah Bapak aja.”

“Sekarang saya pulang dulu yach.. Leli… besok aku ke sini lagi…”

“Oke… Pak.. janji yach… vagina Leli maunya tiap hari nich disodok punya Bapak…”

“Oke.. sayang…”

Kukecup pipi dan bibir Leli, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Leli terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Leli pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Leli.

Bola57 | Agen Live Casino | Agen Bola Piala Dunia | Judi Bola | Slot Game | Bandar Sabung Ayam
HOT PROMOTION DARI BOLA57 !!
•NEW MEMBER DEPOSIT 10%
•Bonus Rollingan 1,2% Live Casino (SBOBET)
•Bonus Rollingan 1% Live Casino (WM Casino)
•Bonus Cashback Up To 10% Sportsbook
•Dan Masih Banyak Promo Bonus Lainnya Yang Bisa Anda Dapatkan Per Minggunya.
•Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS
•Minimal Deposit & Withdraw Rp 50.000,-

Contact Bola57 :
LINE : bola57
WECHAT : bola57
WHATSAPP : +85577514899



Link Daftar Klik Di Bawah ini
Share:
KiosCasino