www.Kioscasino.org

Sabtu, 31 Agustus 2019

Yang Mana Pacarku? Bukan Pun Ku Entot Saja

Penuh Baash

Yang Mana Pacarku? Bukan Pun Ku Entot Saja

Namaku Rio, umurku 24 tahun dan aku memiliki face yang manis dan menarik sehingga aku mudah untuk mendapatkan cewek yang aku sukai. Aku tinggal di kota Malang.

Ini berawal ketika aku mempunyai pacar yang ternyata dia punya saudara kembar yang identik hampir segalanya, rambutnya, bodynya, suaranya, pokoknya semua sama jadi aku sulit untuk membedakan yang mana pacarku. Ceritaku ini benar-benar nyata.

Pacarku itu namanya Dina dan dia punya saudara kembar yang bernama Dini. Aku dan Dina berkenalan di telepon dan mengobrol cukup lama, lalu aku mengajak Dina bertemu di rumahnya.



Jadi sorenya aku langsung berangkat ke rumah Dina. Ternyata Dina itu adalah cewek yang menarik dan mempunyai wajah yang nafsuin, alis matanya begitu indah menurutku dan bodynya sudah benar-benar aduhai n seksi. Dinapun tampaknya juga menyukaiku.

Lalu dia mempersilakan aku masuk dan kami berbincang-bincang dirumahnya. Dalam waktu singkat kami berdua mulai akrab karena punya banyak kecocokan. Waktu itu kami berdua duduk bersebelahan di sofa panjang. Aku sering mencuri pandang wajahnya yang cantik, dia juga begitu.

Setelah capek ngobrol dan bercanda kami berdua saling terdiam cuma saling berpandangan dan tersenyum.

“Kamu cantik..” kataku memecah kebisuan.
“Kamu juga cakep, yo..” jawabnya.

Aku benar-benar ingin menciumnya, aku sudah tak tahan ingin merasakan bibirnya yang seksi itu. Mata kami tetap saling bertatapan.

“Aku suka mata kamu, bibir kamu..” pujiku sambil mataku memandang ke arah bibirnya yang mungil.

Dina hanya tersenyum mendengar kataku itu. Lalu aku mulai mendekatkan wajahku perlahan dan Dina juga melakukan hal yang sama. Kami mulai berciuman, saling menikmati dan merasakan. Mulanya ciuman kami begitu hangat tapi lama-lama terasa ada nafsu dalam ciuman kami.

Penuh Baash

Aku mulai menggigit bibirnya yang mungil dan lidah kami beradu, lidahku mulai menari dalam bibirnya lalu aku mulai merasa lidahku seakan tertarik masuk ke dalam mulutnya, kami berdua mulai tak bisa mengendalikan diri, desah nafasnya makin membara, matanya terpejam dan wajahnya yang cantik itu mulai merona merah, kedua tangannya menjambak rambutku seakan menahan nafsu yang ingin meledak.

Sambil berciuman kami mulai berganti posisi, Dina duduk di pangkuanku dan tanganku mulai nakal meraba dan meremas-remas buah dadanya yang montok. Kurasakan kedua pahanya menjepit erat pinggangku saat bibirku memciumi lehernya dan lidahku menjilati dan menghisap daun telinganya. Sementara itu tanganku mulai turun meremas remas pantatnya yang empuk.

Desahannya terdengar makin keras, satu tangannya mulai berani memegang kontolku yang mengeras diluar celanaku. Bosan menciumi lehernya, tanganku membuka bajunya dan melepas BH-nya, lalu kuhisap buah dadanya dan kusedot masuk kedalam mulutku, sementara itu lidahku kuputar-kuputar di puting susunya.

“Uhh” desahnya menikmati rangsanganku.

Tangannya mulai berani membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku dari dalam celanaku, tangannya yang kecil itu mulai mengocok kontolku yang besar pelan-pelan, akupun juga memerosotkan celana dan CD-nya. Lalu tangan kiriku meremas-remas pantatnya dan tangan kananku meraba-raba vaginanya, terasa bulunya begitu halus dan jemariku terasa basah terkena lendir dari vaginanya, jari telunjukku mulai kumasukkan ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dan kutarik maju mundur perlahan, sementara itu mulutku terus merangsang puting susunya yang kecil.

“Ahh.. Shh” desahnya tak tertahankan, nafasnya tersengal-sengal menderu.

Penuh Baash

Kemudian Dina mendekatkan badannya semakin merapat ketubuhku sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku diluar vaginanya, kontolku terasa geli saat kena bulu jembutnya yang halus itu. Aku sudah tak tahan ingin memasukkan kontolku ke vaginanya, tapi aku cuma diam saja mengikuti alur permainannya.

“Yo, aku pengen ML sama kamu nih..” ajaknya sambil tersenyum malu-malu.
“Sekarang di rumah kamu ada siapa? Ntar kalau ada yang melihat gimana..?” jawabku.
“Tenang aja, orangtuaku sedang keluar kota, adikku sekarang lagi tidur, jadi aman kok..”, jawabnya sedikit memaksa sambil tangannya terus meremas kontolku.

Tanpa menuggu jawabanku, Dina mulai berdiri dengan lututnya sambil tangannya menggesek-gesekkan kontolku di bibir vaginanya. Wajahnya tampak begitu seksi saat itu. Helm kontolku mulai terasa basah terkena lendirnya. Kemudian pantatnya mulai turun pelan-pelan, terasa helm kontolku masuk didalam vaginanya.

Lalu Dina mulai bergerak naik turun perlahan, rasanya kontolku sedikit sulit masuk seluruhnya meskipun vaginanya sudah sangat licin karena kontolku terlalu besar. Tapi Dina terus memaksakan, pantatnya turun terus, akhirnya kontolku mulai masuk seluruhnya kedalam, rasanya kontolku seperti dipijat-pijat dan di tarik oleh vaginanya. Kami berdua mendesah pelan menahan kenikmatan itu.

“Achh.. Ohh” suaranya semakin membangkitkan birahiku.

Pantatnya mulai bergerak lagi naik turun perlahan kemudian bergerak semakin cepat, tanganku meremas pantatnya sendiri sambil membantunya bergerak agar lebih cepat. Pentil susunya terus kulumat dan kuhisap masuk di mulutku. Dina terus bergerak naik turun, terasa kepalaku sakit karena dia terlalu kuat menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke buah dadanya.



Aku sudah tak tahan menahan orgasmeku yang hampir ke puncak, lalu terasa tubuh Dina bergetar dan pahanya terasa menjepit erat pinggangku, gerakannya sedikit tertahan tapi dia terus bergerak naik turun, matanya terpejam sambil bibirnya makin mendesah keras.

Lalu terasa kontolku makin hangat dan basah di dalam vaginanya. Rupanya Dina telah orgasme, gerakannya mulai terasa amat perlahan, tapi tanganku terus mengangkat pantat Dina naik turun karena aku juga hampir orgasme, akhirnya kontolku memuncratkan spermaku ke dalam vaginanya, Dina ikut bergerak lagi membantuku mencapai puncak kenikmatan. Rasanya pahaku basah kuyup kena cairan orgasme kami berdua.

Kemudian Dina berdiri lalu jongkok di depanku, tangannya mengocok kontolku, lidahnya sekali-kali menjilati sisa spermaku, benar benar suatu kenikmatan yang tak mampu terucap dengan kata-kata.

Setelah selesai dan kontolku mulai melemas, Dina duduk di sebelahku, kepalanya bersandar di bahuku sementara tanganku membelai rambutnya. Kami berdua berusaha mengatur nafas setelah kecapekan bercinta. Lalu kami memakai pakaian kami kembali. Kami berdua tak tahu kalau ada yang mengintip kami sedang bercinta tadi di sofa.

Penuh Baash

Yang Mana Pacarku? Bukan Pun Ku Entot Saja

“Yo, jangan anggap Dina cewek nakal ya..? Pintanya manja padaku.
“Enggak kok, aku gak pernah berpikiran begitu sama kamu..” jawabku menenangkan hatinya, lalu Dina tersenyum manis sambil memelukku lebih erat.
“Yo.. Udah jam sepuluh nih, kamu pulang dulu ya, tapi janji besok kamu harus ke sini pagi-pagi ngantar Dina ke kampus..!” pintanya padaku, aku cuma mengangguk.

Akhirnya aku pulang ke rumah dan langsung tidur karena capek. Besoknya..

“Waduh.. Gimana nih, udah jam dua belas siang..!” umpatku karena bangun kesiangan, lalu aku bergegas mandi dan langsung berangkat ke rumah Dina, berharap dia belum berangkat ke kampus.

Sesampainya di rumah Dina aku langsung masuk karena aku tahu orangtuanya belum pulang dari luar kota. Tak terlalu sulit menemukannya karena di rumahnya cuma ada 3 kamar. Tampak di depanku Dina sedang tiduran di ranjang. Dina cuma tersenyum melihatku.

“Lho kamu sudah pulang kuliah ya? Sorry ya tadi pagi gak ngantar kamu.. Abis kecapekan kemarin bercinta ama kamu sih..” alasanku supaya dia gak marah.
“Gak apa-apa kok Yang.. Lagian Dina juga gak ke kampus karena kecapekan kemarin..” jawabnya santai.
“Sini, rebahan di samping Dina, kangen nih..” ajaknya manja.

Penuh Baash

Aku langsung tiduran di sampingnya sambil memeluknya.

“Yo.. Emm.. Bercinta lagi yuk?” ajaknya mengagetkanku, aku langsung saja mengiyakan kegirangan.
“Tapi sekarang pemanasannya yang lama ya..?” pintanya manja.

Aku cuma tersenyum dan langsung mengambil posisi di atas tubuhnya. Kemudian kami langsung berciuman sangat hot dan bernafsu, tapi terasa ada yang beda dan aneh, karena tindakannya berbeda dengan yang kemarin malam. Tapi aku tak peduli, pikirku yang penting bercinta. Dina kali ini terasa kasar waktu berciuman, lidahku digigit cukup keras sementara tangannya mencakar punggungku, aku tak peduli, pikirku Dina sekarang amat bernafsu ML.

“Slow aja Dina..”, ujarku, tapi dia seakan tak peduli, kemudian tangannya mendorong kepalaku ke bawah, tepat di atas gundukan vaginanya.

Tampak Dina sangat nafsu menggesek-gesekkan kepalaku di vaginanya yang amat basah, terasa hidung dan bibirku basah kena cairannya, lidahku langsung kumainkan menjilati klitorisnya sembari tanganku meremas-remas puting susunya.

“Ahh.. Ahh, terus yo, masukkan lidahmu ke dalam dong..” desahnya manja, langsung saja lidahku kumasukkan dan kuputar-putar di dalam vaginanya, terasa cairannya masuk ke dalam mulutku dan kutelan.
“Ohh.. Iya gitu Yang..” rintihnya tanpa malu-malu.

Penuh Baash

Yang Mana Pacarku? Bukan Pun Ku Entot Saja

Tangannya makin mendorong kepalaku, membenamkan wajahku ke vaginanya, aku terus menjilati vaginanya makin cepat, kemudian terasa pahanya menjepit keras kepalaku, tubuhnya bergetar keras, sembari tangannya menjambak rambutku. Kemudian terasa mulutku kena semprot cairannya banyak sekali, bau khas wanita orgasme, tubuhnya makin mengejang sampai orgasmenya berakhir.

Setelah itu Dina menarik tubuhku dan menjilati cairannya sendiri di mulutku, setelah puas Dina langsung mendorong tobuhku, aku merebahkan diri di ranjang, sementara itu Dina bergerak liar melucuti pakaianku, lalu meremas dan mengocok kontolku dengan cepat, wajahnya tampak liar bernafsu saat itu. Lalu mulutnya mengulum kontolku, memasukkan batang kontolku ke dalam tenggorokannya, kemudian menghisap, menyedot kontolku dengan sangat nafsu, aku cuma terpejam menikmati rangsangan yang luar biasa nikmat itu.

Lalu kurebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas ranjang dan langsung menindihnya. Kontolku langsung kusodok-sodok dengan cepat ke dalam vaginanya.

“Ahh.. Achh.. Achh” rintihnya menahan gempuran kontolku.

Langsung saja kugoyang dengan cepat pantatku maju mundur. Dina semakin merintih gak karuan, semakin menambah nafsuku. Setelah puas menindihnya, kubalikkan badannya membelakangiku lalu kusodok lagi dari belakang dengan cepat, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya.

“Yo.. Masukin di lubang pantat Dina dong..!” ajaknya mengagetkanku.
“Gak apa-apa nih..?” jawabku.
“He.. Eh, Dina suka kok..” kemudian kucopot kontolku, lalu lubang pantatnya kubasahi dengan ludahku, Dina cuma mendesah keenakan campur geli.

Setelah itu kugesekkan kontolku di pantatnya dan kusodok pelan-pelan, rasanya sulit sekali masuk karena lubang pantatnya terlalu kecil, tapi terus saja kusodok sampai akhirnya masuk setengah. Kemudian kugoyang maju mundur agar lebih masuk lagi, sampai akhirnya batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam pantatnya. Terasa sangat nikmat sekali karena lubangnya sangat sempit, kontolku berdenyut-denyut merasakan pijatannya sampai akhirnya terasa spermaku mengalir di dalam urat kontolku. Lalu langsung menyemprot di dalam lubang pantatnya.

Penuh Baash

“Ahh.. Ahh..!” desahku menikmati orgasme. Sampai akhirnya aku merebahkan diri sambil memeluknya karena kecapekan.
“Yo.. Gila kamu, ngapain kamu ama adikku..!!” terdengar suara yang sangat mengagetkanku, mataku langsung kubuka dan aku bingung setengah mati melihat Dina ada 2.

Dengan perasaan bingung kutoleh bergantian wajah mereka satu persatu, ya ampun mirip sekali keduanya, cuma yang membedakan satu wajahnya terlihat marah dan satunya lagi terlihat ketakutan.

“Lho.. Dinaku yang mana..?”, kataku kebingungan.

Akhirnya aku tahu kalau aku telah bercinta dengan adiknya dan Dina memaafkanku karena sebelumnya gak mengatakan padaku kalau dia itu kembar. Kami berdua tetap pacaran walaupun Dina tak tahu kalau aku juga masih sering bercinta dengan adiknya. Jadi yang membuatku bisa membedakan Dina dengan adiknya adalah hanya tattoo kecil bertuliskan namaku di punggungnya.

Bola57 | Agen Live Casino | Agen Bola Piala Dunia | Judi Bola | Slot Game | Bandar Sabung Ayam
HOT PROMOTION DARI BOLA57 !!
•NEW MEMBER DEPOSIT 10%
•Bonus Rollingan 1,2% Live Casino (SBOBET)
•Bonus Rollingan 1% Live Casino (WM Casino)
•Bonus Cashback Up To 10% Sportsbook
•Dan Masih Banyak Promo Bonus Lainnya Yang Bisa Anda Dapatkan Per Minggunya.
•Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS
•Minimal Deposit & Withdraw Rp 50.000,-

Contact Bola57 :
LINE : bola57
WECHAT : bola57
WHATSAPP : +85577514899



Link Daftar Klik Di Bawah ini
Share:

Jumat, 30 Agustus 2019

Rejeki Tukang Ojek Dapat 2 Wanita Sekaligus

Penuh Basah

Rejeki Tukang Ojek Dapat 2 Wanita Sekaligus

Namaku budi, pria 23 tahun. Aku punya pengalaman yang bisa saya bagikan kepada seluruh pembaca setia artikel ini, sebenarnya saya sedikit malu, namun untuk pembaca sekalian akan saya ceritakan namun dengan nama-nama samaran. Awal kejadiannya adalah bulan desember 2016 kemaren. Saya adalah mahasiswa pts di kota Yo*y*, karena terdesak dengan banyaknya kebutuhan hidup maka setiap sore sampai malam saya bekerja sebagai tukang ojek di daerah terminal.

Seperti biasanya-hari itu adalah senin malam- sekitar jam 19.00 wib saya masih nongkrong di pos ojek menunggu penumpang. Malam itu sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkab sejak jam 5 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami bertiga yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk membunuh waktu.

Saat itu aku sudah jenuh, dan aku kalah mainnya, aturannya yang menang akan menarik penumpang duluan. Setelah kelewat sepuluh menit kami main kartu, dari arah magelang datang sebuah bus malam yang menurunkan banyak penumpang. Ada dua orang yang datang ke arah kami dan tentulah mereka adalah penumpang. Sejurus kemudian kedua temanku sudah meninggalkan aku sendirian di pos.



Yaah aku tidak dapat duit nih hari ini. Kemudian aku putuskan untuk pulang saja karena memang hujan tidak bersahabat, tentu para penumpang lebih suka naik taksi yang lebih nyaman. Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda 30-an tahun mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda. Kemudian saat aku lewat didepannya aku menawarkan tumpangan.

“Ojek mbak?”
perempuan itu tampak ragu2. lantas melihat ke arahku.
“ke jetis berapa?”
“tujuh ribu mbak!” tak kusangka Mbak itu mau juga aku tawarin.
“mm baiklah, ada jas hujannya tho?”

“iya mbak, tapi cuma satu, nanti dibelakang khan nggak kena hujan” kataku meyakinkannya, padahal dia sudah basah kuyup oleh hujan. tubuhnya yang aduhai cukup terlihat dengan seksi, wah aku yang beruntung nih dibandingkan teman-temanku tadi.

Penuh Basah

Dibawah hujan rintik, perempuan ini ada dibelakangku, aku sempat berpikir bila dia bukan penumpangku, wah pasti udah kugoda nih, tiba-tiba dia merapatkan dadanya dipunggungku.
“siapa namamu?”
“budi” jawabku sambil bertanya juga siapa namanya, dan ternyata dia bernama dewi. tak terasa ternyata sudah sampai didepan rumahnya.
“kamu mampir dulu, Bud, ntar Mbak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu hujan reda” kata dewi
“makasih mbak, baiklah!” kataku sambil berpikir betapa beruntungnya aku. aku masuk rumah mengikuti dewi dan duduk di bangku kayu.

“Nih handuknya, dan diminum kopinya yaa” dewi melirik kearahku yang basah kuyup. kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih diikat dengan handuk. dadanya terlihat menonjol besar sekali, wah pasti enak nih, aku meliriknya. Beberapa manit kemudian muncul seorang perempuan lagi sambil menggendong seorang anak yang katanya berumur 13 bulan, dan mengenalkan diri sebagai Ina, adik dewi. Bayi dalam gendongannya sudah tertidur, dan Ina pamitan menidurkan anaknya.

Penuh Basah

Rejeki Tukang Ojek Dapat 2 Wanita Sekaligus

“Kamu nginap disini saja, Bud, hujan malah tambah deras” kata dewi lagi.
Wah, tawaran yang aku tunggu nih, aku segera memasukkan motorku ke garasi dan bergegas kembali kedalam sambil mengeringkan tubuhku. Aku menuju ruang TV tempat dewi menikmati secangkir kopinya. setelah tahu aku datang, dia memberikan baju piyama kepadaku.
“aku ganti dimana nih?” aku bertanya.

“Tuh dikamarku saja” jawab dewi sambil menunjuk pintu kamar. aku bergegas masuk kamar, kemudian melucuti semua baju basahku dan memakai piyama itu. tanpa kusadari ternyata dewi sudah berada di belakangku sambil memeluk aku. aku berbalik, dadaku bergetar melihat dia membuka tali piyamanya.

“kenapa Bud, takut yaa?”katanya sambil mendekat kearahku terus berjongkok didepanku. kulihat dadanya lumayan besar. dan membuat big penisku tegak berdiri.



“woow, gedhe banget!!” kata dewi manja sambil mengusap zakarku pelan-pelan.
Dan dikulumnya penisku masuk kedalam mulutnya yang mungil. kurasakan sensasi yang luar biasa. terus dikocoknya kemaluanku, pelan-pelan penuh perasaan, kayaknya dewi sudah mahir sekali. kutarik bajunya hingga kami benar-benar telanjang. kugendong tubuh dewi ke ranjang dan kuletakkan di sudutnya. kukulum bibirnya, dia membalas dengan napas memburu. kuremas dadanya, payudara yang besar, halus dan kuning itu segera kulumat.

“Mmmhh,..nikmat sekali Wi,..”
“Teruuss,..Buudd”
Tanganku terus mengeranyangi kemaluan dewi yang sudah basah. terus kujilati kelentitnya yang hangat, aku jambak rambut kemaluannya, dewi menjerit sambil mengeluarkan cairan bening ke mulutku, dia menggelinjang, orgasme. Terus kujilati cairan itu sampai habis, sesekali kusentil kelentitnya dengan lidahku.
“Bud,..masukkan penismu, pleasee” kata dewi sambil merem melek.

Penuh Basah

Langsung saja aku dekatkan batang kemaluanku ke arah lubang senggamanya, kumasukkan kepalanya sedikit, dewi tidak tahan lantas menaikkan pinggulnya dan tanpa terhalang-halangi penisku masuk ke dalam vaginanya. aku tusukkan pelan-pelan penisku karena ukurannya terlalu besar bagi vagina dewi.
“teruuss yang kencangg Buud”
“ahh ahh uuhh” kutusuk lebih keras, hingga berbunyi “sluugg, sluugg”.

Sambil kuremas payudaranya yang sudah mengeras putingnya. gerakkanku semakin kesetanan, melihat dewi merem melek sambil mendesah. lebih dari setengah jam aku dalam posisi tradisional seperti itu, kulihat dewi sudah lemas sekali, dia sudah berkali-kali orgasme.

“Wi, aku masukkan dalam yaa” kataku sambil mengocok penisku terus di dalam vaginanya
“mmhh, terrserahh” kata dewi sudah tidak jelas lagi dan croot croott, aku semburkan lahar panas ke dalam vaginanya, dewi lemas dan mungkin malah setengah pingsan. kemudian kucabut penisku dan berbaring disampingnya.

Penuh Basah

Rejeki Tukang Ojek Dapat 2 Wanita Sekaligus

Kupeluk dewi yang kecapaian, karena perjalanan siang tadi, ditambah harus melawan penisku yang sudah cukup terkenal dikalangan cewek teman-temanku. “Aku tidur dulu Bud, capek!, besok pagi bangunkan aku yaa” kata dewi lagi.

Aku bangun, sambil mengenakan piyama lagi dan menuju keruang TV, aku baru tidak ingin tidur cepat nih, karena masih pukul 23.30 wib. kulihat Ina masih duduk didepan TV dan memelototinya.
“Acaranya bagus In?” tanyaku berbasa-basi
“Wah jelek nih, pusing jadinya..”katanya sekenanya
“Tolong dong Bud, ganti VCD saja, tuh didepan banyak VCD” kata Ina lagi.

Dengan malas aku meraih VCD dan menghidupkan playernya, kusetel saja sebuah VCD tanpa gambar sampul disitu. Setelah hidup akupun berbalik kearah Ina sambil duduk di sofa, disampingnya. Aku kaget ketika kulihat dilayar sebuah aksi yang sangat mendebarkan, seorang laki-laki yang bersenggama dengan empat cewek! wah?!
“Kamu suka kayak gitu ya In?” kataku menggoda. Ina hanya tersenyum sambil berbisik kearahku.

Penuh Basah

“Ayo puaskan aku seperti kakakku tadi, aku tahu apa yang kau lakukan” Ina melucuti pakaiannya, dan menarik tali tali piyamaku. burungku yang dari tadi sudah tegak dapat dilihat langsung oleh Ina. Langsung saja Ina meraup mulutku dan kami berciuman diatas sofa. bibir Ina melumat bibirku. Keliatan sekali dia sangat bernafsu, mungkin dia sudah lama tidak pernah melakukannya. kuangkat tubuhnya hingga dadanya ada didepan hidungku, kumasukkan putingnya kemulutku, kukulum, dan mmnnhh ternyata keluar air susunya.

“wah, kamu ada susunya yaa?”kataku sambil terus meneguk susu tawar itu, maklum aku kehausan karena sudah ‘bermain’ dengan kakaknya.
“iya, kamu habisin juga gak apa-apa, toh anakku sudah bobo sekarang!!?” aku semakin bersemangat.

Kuhirup susu segar itu langsung dari pabriknya, belum pernah lagi aku merasakan hal ini, wah asyik sekali. Ina terus menggelinjang sambil menggosok-gosokkan vaginanya ke penisku yang sudah tegak penuh.
Vaginanya memang sudah sangat basah, aku maklum saja.
“Bud, aku ingin langsung saja, kamu diam disitu, biar Ina saja yang.

”Ina terus berceloteh sambil memutar tubuhnya membelakangiku dan menghadap TV, didudukinya kemaluanku yang tegak berdiri keatas.
“Ahh, aauu” bless tanpa hambatan burungku segera bersarang ke vaginanya.
Dengan brutal, seperti orang kelaparan, Ina menggenjot tubuhnya, hingga penisku keluar masuk dan mengesek dinding vaginanya.

Dari pantulan kaca kulihat buah dada Ina naik turun dengan cepat. terus kuraih saja dan kupilin-pilin, tiba-tiba tanganku sudah basah dengan air susu yang banyak keluar dari toketnya,..
“Mmhh,..terus, Inn” desisku

Ina terus menggoyang sambil sesekali mendongak keatas hingga rambutnya menyabet wajahku.
“ahh,..teruss” aku kenikmatan. sambil meremas-remas payudaranya. Setelah lima belas menit kemudian aku tak kuat lagi, kusemprotkan air maniku keatas, membasahi dinding vaginanya yang hangat,..
“Ahh..” Ina berhenti kecapaian, aku juga sangat kecapaian.
“Maafkan aku In, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi, pasti kamu kubuat pingsan” kataku cepat sambil memeluknya,
“Aduh Bud, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme berkali-kali, kamu hebat!” kata Ina.

Penuh Basah

Dia memelukku sambil mengusap-usap alat kelaminku yang masih basah oleh mani, kemudian dia mendekatkan wajahnya dan menjilati mani yang tersisa di batang penisku sampai habis.

Begitulah cerita singkatku, sebagai tukang ojek yang sangat beruntung malam itu. kejadian itu berulang terus seminggu dua kali, tiap kali Ina ataupun Dewi membutuhkan kehangatanku, aku segera datang memenuhinya, hingga saat ini. bahkan sejak satu setengah bulan yang lalu, aku tinggal dirumah itu sambil menggarap skripsi disana. Dan tentunya menjadi teman ranjang mereka berdua.

Namun yang membuat aku gundah sekarang, Dewi yang berusia 31 tahun hamil 4 bulan sejak mei 2002 kemaren, dan aku tahu pasti itu karena ulahku. Aku berencana menikahi keduanya, karena mereka sudah sangat baik padaku dan membiayai kuliah dan hidupku.

KiosCasino-Agen Judi Live Casino Sportbook Indonesia Terbesar Terpercaya

KiosCasino - Agen Judi Live Casino Sportsbook Indonesia Terbesar Terpercaya

KiosCasino Merupakan Agen Judi Live Casino dan Judi Bola Terbesar, Terpercaya dan Terbaik di Indonesia. Pelayanan Yang Profesional
KiosCasino - Situs Slot Indonesia



Link Daftar Klik Di Bawah ini

Share:

Kamis, 29 Agustus 2019

Ngentot Bersama Perempuan Dengan Pesona Sensual Seks Tinggi

Penuh Basah

Ngentot Bersama Perempuan Dengan Pesona Sensual Seks Tinggi

Aku sering menjumpai lelaki atau perempuan yang memiliki daya tarik dan pesona seksual yang sangat luar biasa. Dalam kenyataannya mereka tidak selalu cantik atau tampan. Juga tak pandang tua atau muda, pendek atau jangkung, kurus atau gemuk. Juga tidak karena status sosial, seperti kaya atau miskin, terpelajar atau pengangguran, karyawan tinggi atau sekedar satpam. Secara tampak nampaknya biasa-biasa saja. Aku juga nggak ngerti kenapa dan dimana penyebab pesonanya itu. Apabila kebetulan ketemu type macam itu rasanya apapun polah tingkahnya sangat sedap dipandang mata.

Bisa diumpamakan kalau lelaki macam Ryan Hidayat yang pemain sinetron dan bintang iklan atau kalau perempuan macam Ike Nurjanah penyanyi dangdut yang kebetulan sangat ‘macan’, manis dan cantik itu. Sangat erotik rasanya ‘ditaklukkan’ oleh lelaki ataupun perempuan macam itu untuk kemudian melayani dan menjadi budaknya. Akan kuciumi sepatu dan kaos kakinya. Akan kucuci celana dalamnya dengan ludahku hingga larutan sisa kencing atau keringatnya larut dan bisa kutelan kembali. Aku akan rela menceboki lubang-lubang pembuangannya sebagai tugas setiap pagiku. Aku akan memandikannya dengan jilatan-jilatan lidahku hingga tak tersisa noda barang sedikitpun pada semua celah-celah tubuhnya.

Pada orang macam ini apapun yang keluar dari dia rasanya nikmat untuk kita lahap. Aku akan serta merta telan apabila dia membuang ludah ke mulutku. Aku akan menjilati lubang tainya hingga tak ada yang Tersisa. Aku akan minum kencingnya. Aku akan sodorkan mukaku kemudian membuka mulutku untuk menampung kencingnya yang kuning pekat. Aku bisa mencuci mukaku pula dengan cairannya itu.



Di kompleks rumahku adalah seorang Randi, pemuda 21 tahun, pengangguran jebolan SMU3, tingginya 182 cm dan berat badannya 68 kg. Jangkung dan langsing. Rambutnya yang lurus selalu terurai bergaya Bon Jovi. Pakaiannya itu-itu juga, kaos oblong lusuh, terkadang dibungkus jeans kumel. Celana Khaki. Kerjanya luntang lantung, jalan sana jalan sini. Berdasarkan apa yang sering dialaminya Randi sadar banget bahwa banyak cewek bahkan juga cowok yang naksir berat padanya.

Sejak masih di SMU dia sudah sering diajak tidur sama teman-teman ceweknya. Bahkan Bu gurunya, Bu Endang, sangat tergila-gila padanya. Walaupun belum habis 3 bulan menikah Bu Endang pernah nekad mengajak Randi tidur di rumahnya saat suaminya tugas ke luar kota. Bu gurunya itu bilang bahwa ada mata pelajaran yang harus diulangi dan mesti dikerjakan di rumahnya. Dan semalaman itu Bu Endang berhasil melampiaskan kerinduan syahwatnya pada Randi. Saat waktunya pulang tak ada bagian tubuh Randi yang tanpa cupang-cupang bekas sedotan bibir Bu Endang. Pada kesempatan di bawah nanti biarlah Randi juga menceritakan apa yang dialaminya bersama Bu gurunya itu.

Randi tingal di kompleks Perumahan Sederhana Pondok Permai Jakarta Barat. Di tempat itu, dia sangat didambakan oleh para gadis dan janda muda dan walaupun tidak selalu nampak terang-terangan para Ibu-ibu muda maupun setengah tua juga mengimpikan untuk memandikan dengan lidah dan bibir-bibir mereka yang mungil-mungil itu. Dari cara mereka memandang Randi pada saat berpapasan atau Kebetulan lewat di depan rumahnya nampak mereka dipenuhi khayalan seandainya bisa bertelanjang Berasyik masyuk bersama Randi pada suatu ketika nanti.

Diantara ibu-ibu itu adalah Tante Wenny. Dia perempuan asal Sukabumi yang sangat jelita. Kulitnya kuning langsat. Perawakannya langsing. Mungkin sekitar 165 cm-an. Usianya yang sekitar 42 tahun Namun nampaknya ada 10 tahun lebih muda. Suaminya, Oom Darto adalah karyawan di sebuah pabrik sepatu di Cilincing yang setiap hari pulang kerja hingga jam 9 malam. Tentu saja Tante Wenny banyak waktu sepinya. Dia sering membayangkan seandainya bisa ‘kelonan’ dengan Randi.

Tak jarang pada puncak sepinya dia melakukan masturbasi. Dengan dibantu ketimun Jepang yang hijau gede dan panjang Itu. Dia mengulum-ulum ketimun itu kemudian memasukkannya ke liang vaginanya. Tante Wenny membayangkan seakan kontol Randi sedang dia kulum kemudian ngentot kemaluannya. Dan betapa Puasnya saat menjelang orgasme dia memanggil-manggil dalam bisik dan rintihannya.
Penuh Basah

“Acchh.. Randii.. Randii.. Keluarkan pejuhmu ke mulut tantee.. Yaa.. Keluarkan pejuuhhmmuu..”

Dan akhirnya terjadilah peristiwa itu. Suatu pagi, sekitar jam 9 pagi, dengan sebatang rokok di tangannya Randi jalan melewati rumah Tante Wenny. Saat itu Tante Wenny sedang menyiram dan memindah-mindah Pot tanaman anggrek kesukaannya. Ada pot besar yang dia nggak kuat mengangkatnya. Melihat Perempuan jelita macam Tante Wenny, tanpa diminta dan spontan Randi membantu mengangkat pot itu.

“Koq ngangkat-angkat sendiri. Irwan mana Tante?” Rando menanyakan Irwan yang sahabatnya dan anak Tante Wenny yang cantik ini.
“Ah, Irwan mah tahunya beres. Tahu tuh, katanya tadi ke Depok negok kampusnya dan terus main kali”

Randi dan Irwan adalah teman bermain saat di kompleks. Betapa terima kasih dan gembira hati Tante Wenny. Apalagi saat menyadari bahwa yang membantu itu adalah Randi lelaki muda teman anaknya yang mempesona hatinya dan selalu hadir dalam khayal-khayal masturbasinya. Bagaimana kelanjutan cerita yang merangsang libido ini? Apa yang selanjutnya dilakukan Tante Wendy? Bagaimana Randi merespon ulah tante jelita ini? Acchh.. Aku rasa lebih fair kalau Randi sendiri yang cerita kepada para pembaca. OK? Dengarkan.. [Jilatan-jilatan Tante Wenny pada celah-celah tubuhku.]

“Hooh.. Cah Bagus (aku jadi tersanjung dengan panggilannya itu).. Terima kasih yaa..”

Aku membantu menggeser pot itu dan aku merasa Tante Wenny memandangku sedemikan rupa gemas dan hausnya. Pada wajahnya nampak dia hendak mengeluarkan sesuatu pikiran. Aku merasa bahwa tante jelita ini hanya pengin menahan agar aku lebih lama tinggal. Aku paham. Aku memang termasuk sering menghadapi tante-tante genit macam ini. Mereka bilang bahwa lelaki macam aku pantas menerima perlakuan macam bayi.

Melayani lelaki macam aku merupakan impian kenikmatan syahwat yang tak terkira. Mereka bilang apapun mauku dengan rela mereka akan penuhi. Dia nampak berpikir dan…

“Oocchh.. Bisa minta tolong sekalian donk.. Sayang (dia terus melemparkan godaan padaku). Tante Mau geser lemari di tempat tidur tante. Mau bantuin nggak??”
“Boleh saja…”

Aku tahu banget bahwa tante jelita ini termasuk tante yang ‘gatal’ dan sering mencuri-curi pandang setiap kali aku lewat atau berpapasan dengannya. Kali ini apa maunya??

“Ayolah masuk…” Tante Wenny mengajak aku masuk ke rumahnya, “Duduk dulu, yaa..”

Tante Wenny bergegas masuk ke kamarnya. Aku agak heran kenapa untuk menggeser lemari yang paling cuma semenit mesti duduk dulu. Tetapi pikiranku langsung sirna saat melihat Tante Wenny sudah ganti ‘short pant’ yang sangat seksi saat kembali keluar dari kamarnya.

“Aku buatin minuman dulu, yaa…”
Penuh Basah

Ucchh mata tante genit itu melirik belalak sambil melepas senyuman dari pipinya yang ranum menunjukkan kejelitaannya. Aroma parfumnya sangat menggoda libidoku. Untuk membesarkan hatinya aku melototkan mataku memandang lekuk liku tubuhnya dengan penuh kekaguman Birahi. Aku semakin yakin bahwa ini semua hanya ulah Tante Wenny untuk menahan agar aku tidak cepat menghilang dari pandangan matanya. Ah, biarlah. Siapa tahu dapat rejeki nomplok.

Dengan 2 buah gelas besar penuh Coca Cola di tangan Tante Wenny keluar dan memberikan segelas buat Aku.

“Ambil Cah Bagus…” sapanya bergaya akrab, “Ayo minum… nggak perlu buru-buru khan?”

Duduk di seberang depanku mata Tante Wenny sebentar-sebentar mengamati penuh khayalan birahi padaku. Aku yakin kalau kuminta menjilati lubang pantatku pasti serta merta dia akan lakukan dengan sepenuh obsesinya. Aku tahu pula dia isteri yang kesepian karena sepanjang hari ditinggal kerja suaminya.

“Kamu koq bagus banget ssehh Ran..? Dulu mama kamu makan apa bisa melahirkan cah bagus Macam ini..?” lempar goda yang begitu berani dan agresif dari tante genit padaku. Aku nggak tahu mesti jawab apa. Aku diam saja. Aku mesti berlagak acuh dan ‘cool’.

“Jadi nggak menggeser lemari, Tante?”
“Oohh, pastii.. Sekarang?” dia berdiri.

Yang aneh tangannya disodorkan untuk kuraih dan yang terjadi kemudian adalah dia menarikku ke kamar tidurnya.

“Mari kutunjukkan lemarinya,” sambil terus menggelandang aku.
“Yang ini Cah Bagus.. Digeser ke kanan sedikit. Tante mau cerminnya mengarah ke tempat tidur hingga kalau Oom sama Tante tidur bisa sambil berkaca. Gituu..!” katanya sambil melempar senyum manisnya dengan penuh arti.

Aku baru meraih tepian lemari untuk mulai mendorong saat tiba-tiba bibir Tante Wenny memagut lenganku kemudian melata dan menyedot punggung tanganku. Duuhh.. Aku sepertinya disambar stroom listrik ribuan watt. Seluruh tubuhku langsung menggelinjang. Aku merasakan betapa haus dan sepinya Perempuan STW (setengah tua) ini. Tak kupungkiri sedotan bibir Tante Wenny langsung menyambar gairah syahwatku. Kontolku sudah ngaceng saat tangan Tante Wenny tak bisa kuhindari merabai celah-celah selangkanganku.



“Cc.. Cah Baguuss.. Ayolah.. Jangan acuh.. Cium aku.. Atau.. L.. Ludahi akuu.. Aku sangat Rindu sayaanngg…” sambil tangannya berusaha menggapai dan merangkul leherku berikut bibirnya Yang menantang bibirku. Aku masih bergaya acuh dan ‘cool’.

“Ayoo.. Ludahi aku Randii.. Ludahi tante..”. Matanya itu.. Ahh.. Mata yang sungguh sangat Kehausan.
“Tolong Randii.. Tolong tante inii.. Ayoo.. Mana ludahmuu..”

Dia merangsek berusaha memagut bibirku namun aku mengelak dan pagutan itu mendarat pada kulit leherku. Tante Wenny menjadi beringas, Dia memelukku keras sambil mengamukkan pagutannya pada leher, dagu, bawah kuping dan bahuku. Aku memang semakin terbakar. Namun gaya acuh dan ‘cool’-ku tetap aku pertahankan.
Penuh Basah

Ngentot Bersama Perempuan Dengan Pesona Sensual Seks Tinggi

Sungguh indah menikmati bagaimana perempuan dengan penuh haus mengerjain dan menikmati tubuhku. Akhirnya aku terdorong dan jatuh ke kasur. Tante Wenny tak lagi bisa kubendung.

“Nanti saja menggeser lemarinya ya sayaanngg…”
“Kasihan Cah Bagus. Kamu mesti istirahat duluu yaa.. Mumpung Irwan nggak di rumah. Kamu Temenin Tante dulu yaa…” sambil tangan-tangannya terus menggerilya tubuhku.
“Acchh Tantee.. Jangan.. Nanti dilihat tetangga. Saat Randi masuk tadi khan ada pembantu Bu Kirno sebelah rumah sedang nyapu,”
“Ahh.. Jangan khawatir. Dia hanya babu blo’on. Nggak akan berani ngomong apa-apa,” nada bicara yang didera nafsu birahi membuat Tante Wenny merendahkan pelayan sebelah rumahnya.

Tante Wenny yang jelita ini bergerak jongkok dan seperti pelayan pada tuannya mulai melepasi sepatuku. Sebelumnya dia ciumi terlebih dahulu ujung-ujung sepatuku sambil.

“Sabar ya Cah Bagus.. Uuhh.. Kenapa kamu bagus banget sseehh..?”

Dia juga cium-cium kaos kakiku. Bahkan sesaat dia sumpalkan sendiri pada mulutnya sambil melepas wajah senyumnya padaku. Sebelum mulai melepasi celanaku mama Irwan yang jelita ini mencium, melumat dan menggigiti telapak Kakiku.

“Sayaang.. Kakimu indah banget. Bikin tante ngiler banget ssiihh..”

Dia ciumi, jilati dan kulum jari-jari Kakiku. Lidahnya menjilati celah-celah di antara jari-jari itu. Nampak bibir indah tante Wenny demikian Lahap mengecupinya. Seluruh tubuhku seperti terkena sengatan listrik. Ucchh.. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Hampir kutarik kakiku karena tak tahan rasa geli yang merambati saraf-sarafku. Sementara libidoku langsung terdongkrak. Kontolku ngaceng mendesaki celanaku. Akhirnya tangannya berhasil melepas kancing celanaku dan menariknya merosot kebawah, membuangnya ke lantai hingga aku tinggal bercelana dalam saja.

“Dduhh.. Duuhh.. Randikuu.. Tante sudah lama merindukan macam ini,” tante Wenny langsung membenamkan mukanya ke selangkanganku. Dia menggigiti celana dalamku yang menonjolkan Kemaluanku. Aku merasakan giginya mengigit kenyalnya kontolku yang memang telah ngaceng berat. Tetapi tidak lama.. Akhirnya Tante Wenny merosot melata ke lantai menyergap kakiku yang terjuntai dari tempat tidur untuk Langsung menciuminya telapak kakiku. Dia kulum dan jilati jari-jari kakiku. Lidahnya menusuki celah-celah Jariku. Dduhh.. Bukan main nikmatnya. Lidahnya yang hangat lembut itu berusaha membersihkan aroma kakiku yang pasti berbau kaos kaki atau sepatu yang menusuk.

Demikian kegilaan dia mencium dan menggigit bagian ini sebelum akhirnya melata menuju betis-betisku. Gigi-giginya yang tajam terkadang menggigit sakit hingga aku mesti menahan dengan mengaduh desah dan menahan kepalanya. Namun semua itu justru membuat Tante Wenny semakin meliar. Didorongnya pahaku hingga aku terbalik tengkurap. Dalam posisi ini Tante Wenny kembali menyerang aku dari bawah. Lidah dan bibirnya mengecupi lipatan paha dan betisku. Uucch.. Rasanya tak tahan.. Aku tak pernah aku menikmati sentuhan seksual macam ini.

Tante Wenny yang usianya telah lebih 40 tahun ternyata nafsunya seperti magma gunung berapi. Yang aku kaget adalah saat ciuman itu terus merambah ke paha belakangku dan dengan cepatnya naik hingga wajahnya langsung nyungsep ke belahan pantatku. Yaa ampuunn.. Dengan histeris tante Wenny mengusel-uselkan wajahnya ke celah bokongku. Tante Wenny tanpa ragu menciumi pantatku. Bagi aku menjadi sensasi yang luar biasa saat lidahnya menggelitik dan menusuk-nusuk lubang pantatku ini. Sesekali dengan geregetan dia menggigit kecil Bibir-bibir analku. Lidahnya berusaha menggerilya lubang duburku sambil nafasnya terdengar demikian memburu. Rasanya dia dalam keadaan birahi yang penuh kegilaan. Yang tak mungkin aku bisa menghentikannya. Dia sudah tenggelam dalam kejaran syahwatnya sendiri.

“Hecchh.. Huuchmm.. Rr, rra.. Andd.. Ii,” gumamnya dalam tenggelam sambil dengan histeris lidahnya terus mencari-cari. Tanpa kusadari aku tertuntun untuk nungging tinggi. Naluriku adalah membuka celah bokongku agar muka Tante Yenny bisa lebih tenggelam dan lidahnya menemukan lubang analku.

Penuh Basah

“Acchh.. Rr.. Randd.. Ddii..”

Berpegang pada bokongku sapuan dan sedotan lidah dan bibirnya di Lubang duburku semakin nikmat kurasakan. Entah kenikmatan macam apa yang didapatkan Tante Wenny dari analku ini. Mungkin aroma analku membuatnya mabuk kepayang padaku. Kubayangkan bagaimana seandainya Irwan yang sahabatku melihat bagaimana mamanya menjilati lubang taiku. Haa.. Haa.. Aku tertahan hingga menjelang makan siang.

Tante Wenny berhasil merangsang libidoku hingga aku tak mampu menahan air maniku tumpah ke mulutnya. Kulihat betapa rakus dia menjilati spermaku hingga bersih tanpa bekas. Yang tercecer di rambut kemaluanku, pahaku, batang dan pangkal kemaluanku bersih macam kena cuci saja. Uuchh.. Sangat nikmat merasai jilatan dan sedotan bibir ayu milik Tante Wenny Ini.

Yang lebih tak kumengerti adalah saat aku permisi ke kamar mandi untuk kencing. Saat pancuran kencingku mancur Tante Wenny menyusul masuk ke kamar mandi. Kupikir dia hanya hendak mengambil Sesuatu. Ternyata dia merangkul pinggulku dan bergerak jongkok menyongsong pancuran kencingku. Sambil matanya melirik ke aku, dia menengadahkan dan membuka mulutnya menampung cairan kuning pekat kencingku. Tanpa bisa kucegah dia memegangi kedua kakiku dan minum menenggak cairan pekatku itu.

“Jangan Tantee… jangaann..!,” tetapi aku tak mampu mencegahnya.

Juga aku tak mampu menghentikan kencingku yang memang sudah sangat mendesaki kandungannya. Sungguh mempesona melihat tante Wenny yang jelita setengah gelagapan dengan mulutnya yang sga-nga menerima pancuran kencing kuning pekat yang keluar dari penisku. Terdengar suara jatuhnya pancuran air kencing dalam rongga mulutnya itu. Sebagiannya dia minum seakan menjadi penawar Hausnya dan sesekali dia raupi wajahnya seperti orang mencuci muka dengan kencingku ini.

“Tante memang telah mengimpikan kencingmu sayaanngg.. Nikmat banget rasanya.. Tante puas Banget niihh…” katanya sambil mengusap raup wajahnya dengan air kencing yang dia tampung pada Kedua tangannya.

Demikianlah cerita sekilas pengalaman Randi yang memang memiliki pesona seksual luar biasa itu. Tante Wenny yang jelitapun bertekuk lutut dengan sudi untuk menjilati pantat dan minum air kencingnya.

Ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu saat aku masih duduk di kelas 2 SMU top di Kebayoran. Waktu itu usiaku masih 16 tahun. Walaupun banyak cewek teman kelas maupun kakak kelasku yang sering merayu, mengajak kencan atau terang-terangan bilang naksir padaku, bahkan ingin tidur dengan aku namun aku masih tetap perjaka ‘ting-ting’ dan sangat ‘idjo’ dalam hal seksual.

Cewek-cewek itu bilang bahwa aku adalah pemuda paling seksi di sekolahku. Bahkan mereka juga bilang mungkin se-Kebayoran hanya kepadakulah mereka ingin tidur denganku. Lebih gila lagi ada yang bilang sangat senang hati untuk menerimanya seandainya aku mau membuang air ludahku ke mulutnya. Edann.. Ternyata bukan hanya teman sekolahku yang pengin ngajak tidur aku. Dan ini baru aku sadari setelah aku berada di rumahnya dimana aku tak bisa lagi menghindar.

Dia adalah Bu Endang guru matematika SMU Kebayoran. Bu Endang adalah guru yang paling cantik di SMU-ku. Anak-anak bilang dia mirip dengan Desy Ratnasari itu artis sinetron asal Sukabumi. Yang aku heran bahwa Bu Endang ini baru saja menikah sekitar 3 minggu yang lalu. Bahkan orang tuaku hadir saat pernikahannya itu. Suaminya adalah seorang PNS Departemen Dalam Negeri. Sesekali suaminya itu bertugas meninjau ke daerah-daerah di tanah air. Dengan alasan banyak pekerjaanku yang salah saat bel pulang kelas berbunyi, sekitar jam 12.30 siang Bu Endang menahanku agar tidak pulang dulu.

“Kamu mesti memperbaiki PR-mu. Aku nggak mau dibuat repot. Kamu bawa semua buku-buku ini ke rumah ibu. Nanti kamu ibu ajari bagaimana mengerjakan PR dengan benar,” katanya dengan nada kesal atau marah padaku.

Siang itu aku tidak boleh pulang dan mesti belajar matematika pada Bu Endang di rumahnya. Dengan Honda bebek-nya Bu Endang meluncur pulang lebih dahulu. Aku mesti menyusul naik kendaraan umum sambil membawa buku-bukunya yang cukup berat ini. Ah, mungkin inilah hukamanku karena pekerjaanku yang tidak bener itu. Anehnya sesampainya di rumahnya, Bu Endang menyambut aku dengan sangat ramah. Wajah marah atau kesal di kelas tadi sama sekali tak nampak lagi.

“Sini Randi. Kamu taruh tuh buku-buku ibu di meja. Jangan malu-malu. Kamu makan siang dulu, ya, sama ibu. Bapak lagi dinas ke Kalimantan, jadi ibu sendirian koq. Mau minum apa?”

Dia rangkul pinggulku menuju meja makan. Ah, ini mah lebih dari ramah. Rangkulannya itu demikian mesra membuat aku langsung merinding bergetar. Rasanya aku belum pernah dirangkul perempuan macam begini. Tangannya yang lembut itu mengelusi pinggulku. Bahkan ada sekali sedikit mencubit aku. Nampaknya semua itu merupakan tanda atau sinyal yang dilepaskan Bu Endang padaku. Karena aku nggak tahu mesti bagaimana, jadi yaa… ngikut saja kemauannya. Yang kupikirkan hanyalah mudah-mudahan matematikaku cepet benar dan aku bisa lekas pulang.

Selesai makan dia kembali merangkul mesra dan membimbing aku ke sofa ruang tamunya. Dan ternyata hari itu sama sekali tak ada matematika di rumah Bu Endang. Sejak awal duduk di sofanya, Bu Endang langsung mengelusi pahaku. Dia bilang.

“Randii… kamu menjadi idaman banyak cewek di sekolah. Kamu pasti tahu, khan? Sudahlah, matematikamu nanti biar ibu yang bantu benerinnya. Ibu pengin istirahat sambil ngobrol dulu sama kamu. OK?” Bu Endang menutup kata-katanya sambil tangannya mengambil tanganku dan meremasi jari-jariku.

Edan… nggak tahu kenapa tanpa sadar aku membalas remasannya. Akibatnya Bu Endang langsung menjadi liar. Pasti dia berpikir bahwa aku merespon apa yang dia mau. Duduk di sofa saling berhimpitan Bu Endang semakin merapatkan tubuhnya pada tubuhku. Remasan tangannya menjalar menjadi cemolan di pahaku. Greenng.. Saraf birahiku bangkit dan tak ayal lagi kemaluanku ngaceng mendesaki celana SMU-ku.

Uucchh.. Aku malu banget kalau sampai Bu Endang melihatnya. Tetapi dia memang telah melihatnya.

“Nggak usah malu Randi.. Ini tandanya kamu normal dan sehat. Baru kesenggol sedikit saja langsung tegang berdiri.. Hii.. Hii.. Hii…” canda Bu Endang dengan senyumannya yang amat menawan yang membuat suasana menjadi lebih mencair.

Namun mukaku tetap berasa kemerahan karena malu. Aku cepat menyadari pula rupanya Bu Endang memang telah merencanakan perjumpaan macam ini denganku. Aku merasa blo’on banget, walaupun pada dasarnya aku senang dengan apa yang sedang terjadi ini. Aku menengokkan wajahku. Acchh.. Wajah-wajah kami ternyata telah begitu berdekatan.

Mata Bu Endang rasanya menusuki kedalaman mataku untuk mendapatkan kepastian. Dan aku tetap blo’on saat tiba-tiba bibirnya telah menyentuh dan langsung menyedot kecil bibirku. Itulah pembukaan yang dilakukan Bu Endang padaku. Mengerti kalau akhirnya aku diam dan ‘cool’ Bu Endang kembali meliar. Dia peluk dan pagut aku. Bibir lembutnya melumat bibirku. Aku sedikit gelagapan dan hampir terjatuh dari sofa tempat dudukku. Situasi itu membuat aku merangkul Bu Endang secara reflek. Dan itulah yang ditungu-tunggunya.

Dia mendesah, “Hhaacchh.. Hheecchh.. Rranddii…” dengan sepenuhnya kini memeluk tubuhku.

Kurasakan remasan tangan-tangan halusnya pada punggung mengiringi lumatan bibirnya pada bibirku. Aku merem melek kaget namun uucchh.. Nikmatnyaa.. Aroma parfum Bu Endang menyergap hidungku dan aku mulai berasa melayang dalam nikmatnya berasyikmasyuk dengan perempuan ayu macam Bu Endang yang dalam pelukanku pula kini.

“Bapak nanti bagaimana Bu..??”
“Sshh.. Jj.. Jangan bicara itu sayangg.. Aku sangat rindu kamu.. Aku sangat inginkan kamu.. Ayoo Randi.. Peluk ibu yang lebih erat lagii…” rupanya dia tak mau aku bicara tentang suaminya.

Ah.. Urusannyalah. Dan Bu Endang menggunakan kesempatan bersama aku ini dengan sepenuh kerinduan akan belaian syahwatnya. Dia hempaskan aku ke sofa dan tindih tubuhku.

Dia meracau, “Randii.. Kamu tampan banget siihh.. Aku sayang kamu Randii.. Boleh ya? Bolehh.. Khan?? Randii.. Hhcchh…” terdengar nafasnya yang memburu dan suaranya serak menahan gelora nafsunya.

Dan tangan-tangannya yang lentik itu terasa tak sabar mulai melepasi kancing kemeja SMU-ku. Aku jadi bengong juga akan nafsunya yang demikian menggebu padaku.

“Randii.. Ibu sayang kkhaamuu.. Randii, oohhcch Ran.. Ddii…” racau Bu Endang tak henti-hentinya.

Saat kancing kemejaku telah lepas mukanya langsung merangsek dadaku. Kurasakan bibirnya mulai dengan halus melumat buah dadaku. Lidahnya menyapu dan kemudian disusul dengan bibirnya yang mengecupi dan mengigit penuh haus pada pentil-pentilku. Aku taka tahan menahan gelinjangku, aku juga mengeluarangan desahan dan erangan. Tangan Bu Endang meremasi punggung dan turun ke pinggulku.

Duuhh.. Sungguh dahsyat birahi ini.. Kutengok perempuan cantik se usia bibiku ini seperti ular sanca yang sedang menancapkan taringnya pada dadaku. Kepalanya bergeleng untuk mengetatkan gigitannya. Lumatan bibirnya membuat aku melayang dalam lambung nikmat tak terkira. Bu Endang rasanya telah melupakan semuanya termasuk pada suaminya yang baru menikahinya 3 minggu yang lalu. Kemudian mulut ular sanca itu melata dan merambah perutku dan terus turun lagi.

Saat bibirnya menyentuh ikat pinggangku taringnya kembali menggigit agar tidak melepaskannya. Tangan-tangan Bu Endang dengan sigap melepasi ikat pingang dan kancing celanaku. Dengan tak sabar dia tarik dan dorong celanaku ke bawah hingga betisku. Wajahnya langsung menenggelamkan ke celana dalam dan selangkanganku. Dia menciumi dengan ganasnya. Oocchh.. Perempuan ayuu.. Begitu buas dia merangsekkan mukanya. Dia hirup aroma-aroma yang menebar dari selangkangan dan celana dalamku.

“Raanddii.. Uucchh.. Raa.. Nddii.. Ibuu saayngg.. Kkaamuu…” racaunya yang terus membising.

Aku memang tak mampu menahan gelinjangku. Syaraf-syaraf peka yang tertebar pada pori selangkangan dan pahaku membuat aku merasakan kegatalan shyawat yang sangat dahsyat. Kucabik-cabik rambut Bu Endang dan kuremas-remas dengan sangat kerasnya. Jilatan dan lumatan bibir Bu Endang membuat aku menggeliat-geliat tanpa menahan diri. Seluruh syaraf-syaraf birahiku terbangkit merambatkan kegelian tak tehingga.

“Ampuunn.. Buu.. Ooiicchh.. Jj.. Jangaann…” entah ngomong apa lagi aku.

Rasanya asal bersuara. Aku memerlukan saluran emosiku yang menggelegak karena ulah Bu Guru cantikku ini. Rambut Bu guruku yang cantik itu langsung awut-awutan, namun Bu Endang tidak mengeluh. Dia terus menggilakan wajahnya men-‘dusel-dusel’ ke selangkanganku. Kemaluanku menjadi tegak keras seperti tongkat mahoni. Bu Endang tanpa ragu menciumi dan menjilatinya. Basah precum di ujung penis dia jilati dengan rakus. Nampak wajahnya menyeringai dalam matanya yang setengah terbeliak larut dalam puncak nikmatnya yang tak bertara. Aku tak mampu menahannya.

“Adduhh.. Bb.. Bu.. Saya nggak ttahann.. Ggelii.. Bbuu..”

Kuseret tubuh Bu Endang ke atas hingga tubuhnya menindih tubuhku. Kurangkul dengan ketat bahunya dan kucium bibirnya. Aku melumat penuh kegilaan sambil menyedoti ludah-ludahnya. Kami bergelut bak dua ular yang sedang memperebutkan mangsa. Pada saat bersamaan tangan Bu Endang meraih kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluannya. Aku tahu, dia mau aku memasukan batang kemaluanku ke rongga kemaluannya.

Terus terang tiba-tiba rasa takut menyergap aku. Aku takut Bu Endang hamil. Aku takut Bu Endang akan memaksa aku menjadi suaminya karena kehamilannya itu. Aku takut dia akan memperkarakan ke pengadilan dan mempermalukan aku, mempermaukan orang tuaku. Aku takut menjadi berita di koran Pos Kota atau Lampu Merah atau berpuluh tabloid lainnya yang banyak beredar di Jakarta saat ini. Aku takut tak lagi menyandang predikat pemuda atau perjaka. Lucu juga ketakutanku macam itu pada waktu itu.. Tetapi Bu Endang tak habis cara. Tetap melayani pagutanku, dengan tubuhnya yang setengah menduduki selangkanganku dengan penisku yang tegang kaku dengan cepat terjadilah.. Blezz..

Penuh Basah

Ngentot Bersama Perempuan Dengan Pesona Sensual Seks Tinggi

Seluruh batang kemaluanku telah amblas ditelan kemaluan Bu Endang. Tak ada kesempatan untukku. Bu Endang langsung bergerak naik turun memompakan pantatnya yang mendorong memek atau vaginanya menelani batang keras penisku ini. Ascchh.. Akhirnya.. Hanya Bu Endanglah yang berhasil menggapai keperjakaanku. Dan nikmat yang kuterima.. Sungguh tak bisa kulukiskan.. Batang penisku terjepit oleh dinding hangat yang legit. Memek Bu Endang menyedot-nyedot urat-urat sensitif yang tersebar di seluruh permukaan batang penisku.

Kenikmatan itu demikian bergerak penuh pergantian setiap Bu Endang menarik atau mendorong pantatnya yang membantu kemaluannya melahapi kenisku. Ammppunn.. Buu.. Enaakk bangett.. Ssiihh.. Kini aku menyaksikan bagaimana seorang perempuan yang demikian kehausan diserang orgasmenya. Mula-mula mata di wajah cantiknya itu mendelik dan membeliak dengan kelopak yang menelan bulatan hitam matanya dan menyisakan warna putih pinggirnya.

Keadaan itu disertai dengan desah keras yang sangat mengenaskan sebagaimana kijang yang sekarat dalam terkaman pemangsanya. Dengan tangannya yang nyaris mencekik leherku Bu Endang menancapkan cakarnya pada bahu samping leherku itu. Dengan keringat yang deras mengucur dia tekan lebih membenam kemaluannya untuk menelan kemaluanku lebih dalam. Pada detik-detik itu kurasakan kedutan-kedutan keras menggilas-gilas batang penisku. Yang kemudian terdengar adalah auman atau teriakan tanpa tertahan dari mulut ayu Bu Endang.

“Rr.. Aanndii.. Tt.. Toloonngg.. Ranndii.. Ampunii ibbuu.. Yaa.. Rranddii.. Ii,” kemudian ‘bruukk’ tubuhnya jatuh terhempas ke dadaku. Tubuh penuh keringat itu langsung berkejat-kejat beberapa saat sebelum akhirnya diam dan beku kecuali menyisakan tarikan nafas yang cepat dan tersengal. Aku langsung merasa iba dan tanganku nampak mengusap-usap punggungnya.

“Haacchh.. Maafin ibu yaa.. Randdii…” tubuhnya merosot ke kasur dengan lunglai.

Tangannya kembali jatuh ke dadaku. Situasi hening beberapa saat. Aku menyesuaikan kehendak Bu Endang. Aku tak bergerak dan membiarkan dia melepas lelahnya. Hari itu aku pulang jam 5 sore. Bu Endang memuasi aku dengan mulutnya yang mengulum-kulum penisku. Dia minum spermaku.

“Randi, inilah tanda ibu sayang sama kamu. Pada bapak (suaminya) aku nggak pernah lakukan begini. Aku rasanya geli. Jijik begitu. Tetapi pada kamu Randi, justru aku selalu mengimpikannya. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menelan air manimu. Auucchh.. Terima kasih banget yy.. Sayaanngg..”

Sebelum aku pulang Bu Endang memberi aku uang namun kutolak. Apa jadinya nanti.. Bu Endang berharap aku datang lagi selama suaminya belum pulang. Namun aku tak pernah datang lagi. Aku tetap saja takut kalau Bu Endang hamil karena ulahku. Sekali aku kepergok dengannya saat ada pesta olah raga antar sekolah.

Pada waktu itu usai pertandingan di sekolah (aku pemain volley SMU-ku) aku tertinggal pulang sehingga aku berjalan cukup jauh sebelum ketemu halte angkutan kota. Tiba-tiba sebuah mobil menepi tepat di sampingku. Bu Endang membuka kaca pintunya dan menyilahkan masuk. Aku nggak enak untuk menolaknya. Rupanya dia berkesempatan membawa mobil suaminya.

Penuh Basah

“Apa kabar Randi?” sambil meremas selangkanganku yang membuat kontolku langsung ngaceng berdiri.
Tidak langsung menjalankan mobilnya Bu Endang justru menepi, “Ibu kangen ini Randi, boleh yaa…”

Sebelum aku menjawabnya tangan-tangannya yang cantik gemulai itu sudah menarik resluiting celanaku dan bahkan langsung merogoh dan kemudian membetot keluar kontolku. Tangannya beberapa saat mengurut-urut hingga aku memperdengarkan desahanku. Dengan mesin tetap menyala agar ruangan mobil tetap dingin ber-AC Bu Endang langsung merunduk dan menyosor.

Kontolku di emut-emut dan kulum-kulum hingga spermaku muncrat. Menjelang muncrat kuraih kepalanya yang nampaknya rapi ditata salon rambutnya. Kuremasi tatanan rambut itu hingga awut-awutan. Menjelang muncrat aku berteriak tertahan. Kutekan kepala Bu Endang agar menelam lebih dalam. 6 atau 7 kedutan besar kemaluanku memuncratkan cairan hangat air maniku ke haribaan mulut Bu Endang. Nampaknya di tersedak-sedak. Namun dia ucapkan terima kasih tak habis-habisnya padaku sebelum aku diturunkan di halte angkutan kota tidak jauh dari sekolahku.

IniDomino | Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen BlackJack |

Share:

Rabu, 28 Agustus 2019

Menjanda Terpaksa Membuat Ku Colmek Setiap Malam

Penuh Basah

Menjanda Terpaksa Membuat Ku Colmek Setiap Malam

Aku yang saat menjanda karena baru ditinggal suami meninggal tujuh bulan yang lalu , saat ini yang usiaku baru 26 tahun melihat kondisi seperti ini aku kadang merasa sedih tapi gimana lagi aku harus mengiklaskannya kepergian suamiku, aku mendapat kenangan terindah yaitu kado dengan rumah yang aku huni dari suamiku.

Malam itu aku pulang agak larut karena baru pulang dari acara ulang tahun temanku. Setelah mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak lampu karena suasana rumahku masih gelap. Aku berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu di acara ulang tahun tersebut.

Begitu lampu menyala, aku langsung menuju kamarku untuk mengganti baju yang kotor. Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yang memang kusediakan di kamar untuk pakaian kotor.



Sungguh aku sekarang telanjang bulat. Aku merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur dalam keadaan telanjang. Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku.

Selesai mandi rasanya badanku terasa segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sambil minum susu hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada badanku, sambil mengeringkan rambutku dengan kipas angin aku buka channel TV sana-sini. Acaranya tidak ada yang menarik hatiku.

Iseng-iseng aku menonton film BF koleksi suamiku. Aku pernah protes padanya karena dia menonton film begituan. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia mencari style bercinta untukku.

Penuh Basah

Di film itu pria bule sedang mencumbu seorang wanita asia yang kelihatannya begitu menikmati cumbuan dari pri bule. Aku sedikit terangsang melihat adegan itu, seandainya suamiku masih adaUtami.

Aku melepaskan handuk yang melilit badanku, lalu mengelus-elus payudaraku sendiri dengan lembut. Payudaraku memang tidak begitu besar, tapi suamiku selalu memujiku dengan sebutan montok.

Untuk urusan mengurus badan, aku memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan kemulusan badan itu adalah harga mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata yang memperhatikan kegiatanku Kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri bagiku.

Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan. Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku.

Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.

Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu.

Penuh Basah


Badanku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku.

Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.

Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku. Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku.

Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.

Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula.



Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku. Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku.

Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras. Utami AHHUtami Utami ..Utami aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali.

Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku, tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataku sedikit terbuka, laluUtami .. Utami Diam atau lehermu akan terluka.

Utami Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yang menempelkan pisau ke leherku, dan aku dalam keadaan telanjangUtami Utami .. Aku terdiam tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa terancam, maka dia akan membunuhku.

Penuh Basah

Menjanda Terpaksa Membuat Ku Colmek Setiap Malam

Matanya jelalatan melihat tubuhku yang tidak tertutup sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aku sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke dalam rumah ini, dan apa yang akan mereka lakukan.

Segala macam perasaan dalam diriku saat itu. Utami He.. he.. heUtami cantik, ijinkan aku untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam dalam dirimu.Utami Lelaki itu duduk disampingku. Utami Nah cantikUtami.

Sekarang Abang akan memuaskanmu.Utami Laki-laki yang memanggil dirinya Abang kemudian dengan kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku. Antara takut dan marah, aku masih berontak dan berusaha melawan.

Kutendangkan kakiku ke tubuhnya sekenanya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia sangat tangguh dan kuat bagiku. Lelaki itu berpostur tinggi pula dan mengimbangi tinggiku, dan usianya yang aku rasa tidak jauh beda dengan usia suamiku disertai dengan otot-otot lengannya yang nampak gempal saat menahan tubuhku yang terus berontak.

Dia lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aku setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan aku benar-benar terbanting.

Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aku meraung, menangis dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar gumaman dari mulutku karena mereka membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aku menyadari tidak ada gunanya lagi berontak maupun berteriak.

Penuh Basah

Sesudah itu dia tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha menenangkan aku, dengan cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia berbisik dalam desahnya, Utami Ayolah cantik, jangan lagi memberontak.

Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yang tahu mereka tidak akan berani mengganguUtami . Aku berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir.

Laki-laki ini seakan-akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dengan tersenyum dia benamkan wajahnya ke ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan kemudian pindah ke kiri.

Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku. Tangannya juga meremas-remas susuku.

Dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku. Disini dia melakukannya mulai dengan lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya yang demikian itu. Aku terus berontak dalam geliat.

Tetapi aku bagaikan mangsa yang siap diterkam. Aku sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yang tersumpal. Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku memandang ke-langit-langit kamar.

Penuh Basah

Aku merasa sakit atas ketidak adilan yang sedang kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aku menghindari tatapan matanya. Dia menciumi pipiku dan menjilat air mataku, Utami Kamu cantik banget Utami .. Utami dia berusaha menenangkanku.

Dia juga menciumi tepian bibirku yang tersumpal. Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan kulitku.

Dia merabanya dengan pelan dan mengelusinya semakin lembut. Betapa aku dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang lelaki asing yang demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku.

Aku merasakan betisku, pahaku kemudian gumpalan bokongku dirambati tangan-tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat hingga kurasakan nafasnya yang meniupkan angin ke selangkanganku.

Lelaki itu mulai menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku. Utami Ah Utami..Utami Bukan main. Belum pernah ada seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga tidak begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa menolak semua ini.

Segala berontakku kandas. Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku. Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan berputar dan aku tergiring pada tepian samudra yang sangat mungkin akan menelan dan menenggelamkan aku.

Aku mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yang sangat tak mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah lelaki ini seakan menjadi seribu lidah. Seribu lidah lelaki ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaku.

Penuh Basah

Menjanda Terpaksa Membuat Ku Colmek Setiap Malam

Seribu lidah lelaki inilah yang menyeretku ke tepian samudra kemudian menyeret aku untuk tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri. Aku sedang jatuh dalam lembah nikmat yang sangat dalam.. Aku sedang terseret dan tenggelam dalam samudra nafsu birahiku.

Aku sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku yang telah enam bulan tidak terlampiaskan semenjak suamiku meninggal. Dan saat kombinasi lidah yang menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari tangannya yang mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaku, aku semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmatku.

Isak tangisku terdiam, berganti dengan desahan dari balik kain yang menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan dengan bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada kemaluanku, desahanku berganti dengan rintihan yang penuh derita nikmat birahi.

Laki-laki itu tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan dalam syahwatku. Utami Ayolah, sayang.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan akuUtami ..Utami Aku mendesah dan merintih sangat histeris.

Kulepaskan dengan liar derita nikmat yang melandaku. Aku kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aku kembali berteriak histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan air mata dan berteriak histeris beserta gelinjang syahwatku.

Aku meronta menjemput nikmat. Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatku dalam irama nafsu birahi yang menerjangku. Aku tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aku bergoncang-goncang mengangkat pantatku untuk mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yang amat sangat pada kemaluanku dilanda nafsu birahi.

Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah lelaki ini membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar lupa diri. Utami MasukinUtami bang.. auhUtami aku gak tahanUtami ..Utami aku mendesah tidak karuan.

Akhirnya karena tak mampu aku menahannya lagi aku merintih. Rintihan itu membuat lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut dengan pemerkosaku.

Aku melumat mulutnya. Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku benar-benar dilanda gelombang syahwatku. Aku betul-betul tidak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan diranjang.

Dan kini aku benar-benar menunggu lelaki itu memasukkan kontolnya ke kemaluanku pula. Aku benar-benar berharap karena sudah tidak tahan merasakan badai birahiku yang demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di tubuhku.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang sama sekali diluar dugaanku. Aku sama sekali tak menduga, karena memang aku tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan lelaki ini demikian gedenya. Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang ini.

Yang akhirnya kulakukan adalah sedikit mengangkat kepalaku dan berusaha melihat kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang ambon gede dan panjang yang sedang dipaksakan untuk menembusi memekku.

Aku menjerit tertahan. Tak lagi aku sempat memandangnya. Lelaki ini sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di rongga mulutku sambil menekankan kontolnya untuk menguak bibir vaginaku.

Kini aku dihadapkan kenyataan betapa besar kontol di gerbang kemaluanku saat ini. Aku sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba merangsekkan lubang kemaluanku.

Cairan-cairan kewanitaanku membantu kontol itu memasuki kemaluanku. Utami BlesekUtami Utami ..BlesekUtami Utami Utami . Ohh Utami Utami Kenapa sangat nikmat beginiUtami Utami .. Oh aku sangat merindukan kenikmatan ini Utami ..Utami Aku semakin meracau.

Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar kontol lelaki ini sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aku rasanya terlempar melayang kelangit tujuh.

Penuh Basah

Aku meliuk-liukkan tubuhku, menggeliat-liat, meracau dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aku bergoncang dan bergoyang tak karuanUtami . Orgasmeku dengan cepat menghampiri dan menyambarku.

Aku kelenger dalam kenikmatan tak terhingga.. Aku masih kelenger saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk kemudian dengan semakin dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan memuntahkan cairan panas dalam rongga kemaluanku.

Utami Auh Utami Utami Utami. AHHUtami Utami Utami aku menjerit merasakan gelombang-gelombang listrik kenikmatan menjalar di sekujur tubuhku. Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku tak merasa menyesal, tak merasa khawatir, tak merasa takut.

Ada rasa kelapangan dan kelegaan yang sangat longgar. Aku merasakan seakan menerima sesuatu yang sangat aku rindukan selama ini. Apakah aku memang hipersex atau memang karena lelaki ini memang tangguh dan pandai bercinta.

Ah aku tidak mau berfikir lagi.. Akupun tertidur kelelahan. Besok pagi aku terbangun dengan badan sedikit pegal-pegal. Tidak ada tanda-tanda dia masih ada di rumah. Dan kuperiksa tidak ada barang yang hilang.


Menangkan Jackpotnya Di IniDewa
Live Chat IniDewa.Com

Link Daftar Klik Di Bawah ini
Daftar, Main Dan Menang Di IniDewa.com
Share:
KiosCasino